Rabu 03 Apr 2024 15:35 WIB

Pratikno: Hubungan Presiden Jokowi dan PDIP Baik-Baik Saja

Jokowi kemudian meminta Hasto agar tak melemparkan isu yang tidak benar.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Sekretariat Negara Pratikno.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri Sekretariat Negara Pratikno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyebut hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDIP hingga saat ini masih baik. Hal ini disampaikan Pratikno menanggapi serangan terus menerus dari PDIP terhadap Presiden Jokowi.

"Baik-baik saja," kata Pratikno di gedung Kemensetneg, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Baca Juga

Begitu juga komunikasi Jokowi dengan Megawati juga disebutnya masih baik-baik saja. Saat ditanya apakah Jokowi masih menjadi kader dari PDIP, Pratikno tak menjawabnya. Ia hanya memastikan hubungan Jokowi dengan PDIP masih baik.

"Baik-baik saja," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya soal tudingan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut dirinya berkeinginan untuk merebut kursi Ketua Umum PDIP.

Mendengar hal itu, Jokowi lantas mempertanyakan tudingan Hasto itu, mengingat sebelumnya ia juga disebut-sebut masuk dalam bursa pencalonan Ketua Umum Golkar.

"Bukan Golkar? Katanya mau ngerebut Golkar, katanya mau ngerebut masa semua mau direbutin semua," kata Jokowi saat melepas bantuan kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Jokowi pun kemudian meminta Hasto agar tak melemparkan isu yang tidak benar.

"Jangan seperti itu, jangan seperti itu," ujarnya.

Seperti diketahui, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Presiden Jokowi ingin merebut kursi Ketum PDIP. Menurut Hasto, Jokowi telah memerintahkan salah seorang menteri kepercayaannya agar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mau menyerahkan kursi jabatannya.

Menteri tersebut kemudian menghubungi seorang guru besar IPDN Ryaas Rasyid untuk bertemu Mega. Kendati demikian, Hasto tidak menyebutkan siapa menteri yang dimaksud.

Hal ini disampaikan Hasto dalam bedah buku "NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4).

"Ada seorang menteri ... ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDIP diserahkan kepada Pak Jokowi," kata Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement