REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG BARAT -- Sejumlah gajah liar yang berada di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merusak area wisata dan fasilitas seperti bangunan rumah di Kabupaten Lampung Barat.
Kepala SKW III BKSDA Lampung Joko Susilo saat dihubungi dari Bandarlampung, Sabtu, mengatakan hingga saat ini pihaknya bersama masyarakat setempat masih melakukan pemantauan terhadap kawanan gajah liar yang masuk kawasan wisata di Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) tersebut.
"Yang dilakukan pagi ini pengusiran agar menjauh dari area wisata dan sebagian tim lagi melakukan penjagaan sekitar lokasi," kata dia.
Ia mengatakan tim saat ini sudah melaksanakan penghadangan dan penghalauan kawanan gajah liar tersebut.
Ia memperkirakan kawanan gajah liar tersebut sudah masuk kembali ke dalam hutan, namun pada subuh mereka kembali dan merusak bangunan yang ada di kawasan wisata BNS. "Iya mas tadi pagi, kami sudah menerima laporan ini, ada 18 ekor gajah, yang melaporkan Resort Suoh BBTNBBS," katanya.
Menurutnya, kawanan gajah liar itu sudah terpasang GPS Collar, namun tidak semua.
Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu serta mitra, seperti Repong Indonesia, YKWS, PILI, WCS, dan YABI, berhasil memasang GPS Collar pada gajah liar di Lampung Barat, guna memantau posisi satwa dilindungi tersebut.
"Alhamdulillah, pemasangan GPS Collar sudah selesai pada gajah liar tersebut," kata Plt Kepala BB-TNBBS, Ismanto.
Ia mengatakan alat pelacak posisi tersebut berupa kalung yang dipasang pada salah satu gajah yang ada pada kelompok gajah liar itu.
"Pada 29 Maret 2023, telah terpasang GPS Collar pada kelompok gajah bernama kelompok Jambul yang berjumlah enam ekor, yang sedang berada di Desa Suka Marga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat," ujarnya.