Rabu 28 Feb 2024 20:34 WIB

Awal Mula Penganiayaan Santri di Kediri. Pengacara Klaim dari Nasihat Shalat Berjamaah

Pengacara pelaku sebut penganiayaan berawal dari korban tak manut saat dinasihati.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto:

Keesokan harinya, lanjut Rini, pada Kamis (21/2/2024) para pelaku kembali mendapat informasi bahwa korban kembali tidak shalat berjamaah. Para pelaku kembali menyuruh korban untuk shalat, dan mandi terlebih dahulu. Korban langsung bergegas ke kamar mandi.
 
"Keluar dari kamar mandi korban itu telanjang. Kemudian oleh salah satu pelaku dirangkul dan dibawa ke kamar. Kemudian diomongi lagi dan korban jawabannya iya-iya gitu tok (saja), tapi tidak dilaksanakan. Terus sempat melotot, akhirnya dipukul lagi," kata Rini.
 
Malamnya, pelaku sempat mengobati luka-luka korban akibat pemukulan. Mereka juga sempat berniat untuk membawa korban ke rumah sakit, namun tidak dilaksanakan. Kemudian pada Jumat (22/2/2024) pukul 03.00 WIB pagi, tersangka AF dibangunin tersangka lainnya. 
 
"Diomongi kok korban tambah pucat. Lalu dibawa ke rumah sakit. Terus di rumah sakit ternyata kan meninggal," kata Rini.
 
Kemudian jenazah korban dibawa ke pondok, lalu dimandikan dan dikafani. Selanjutnya dibawa ke rumahnya di Kabupaten Banyuwangi pada hari yang sama, tepatnya setelah Shalat Jumat.
 
Saat di Banyuwangi, lanjut Rini, tersangka AF sempat ditanya ibu korban terkait penyebab kematian korban. Tersangka AF mengakui telah memukuli sepupunya itu tanpa berbohong seolah korban terpeleset di kamar mandi, seperti keterangan yang disampaikan Fatihunada alias Gus Fatih, yang merupakan pengasuh Ponpes.
 
"Saat saya dampingi dia bilang apa-adanya. Tidak bilang korban terpeleset. Saya tidak tahu kalau dia beralibi terpeleset. Tapi pada saat bersama saya di BAP itu, dia mengakui memukul," ujar Rini.
 
Rini menyebut, para pelaku menyesal sudah menganiaya korban dan merasa kebingungan. Bahkan, salah satu pelaku AK merasa syok, karena dia orang pertama yang melayangkan pukulan terhadap korban. Para tersangka, kata Rini, tidak menduga korban sampai meninggal dunia.
 
Seperti diberitakan sebelumnya, korban BBM meninggal dunia pada Kamis (22/2/2024) akibat dianiaya empat seniornya. Keempat seniornya yang telah ditetapkan tersangka adalah MN (18) warga Sidoarjo, MA (18) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, Bali, dan AK (17) asal Surabaya.

 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement