Kamis 30 May 2024 17:11 WIB

Kabinet Perang Israel Retak, Benny Gantz akan Mundur dari Pemerintahan Netanyahu

Gantz mundur jika Netanyahu tidak punya rencana pemerintahan Gaza pascaperang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Andri Saubani
Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz.
Foto: AP Photo/Manuel Balce Ceneta
Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Stasiun televisi Israel, Channel 12 melaporkan anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz diperkirakan akan mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu beberapa hari ke depan. Bulan lalu, Menteri Pertahanan Gantz memang telah mengancam dalam beberapa pekan kedepan ia akan mundur dari koalisi pemerintah Israel bila Netanyahu tidak memiliki rencana pemerintahan Gaza pasca-perang.

Dikutip dari Aljazirah, Rabu (30/5/2024) stasiun televisi Channel 12 juga mempublikasikan hasil jajak pendapat yang mengungkapkan untuk pertama kalinya pada tahun ini Netanyahu lebih disukai untuk menjadi perdana menteri dibandingkan Gantz.

Baca Juga

Dikutip dari the Times of Israel jajak pendapat stasiun televisi Channel 12 juga menemukan dukungan terhadap Partai Likud yang dipimpin Netanyahu lebih tinggi dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Gantz. The Times of Israel melaporkan hal mengindikasikan partai baru yang terdiri dari para mantan sekutu Netanyahu dapat meraih dua digit kursi parlemen, terutama dengan mengorbankan Partai Persatuan Nasional.

Hasil jajak pendapat itu mengungkapkan bila pemungutan suara digelar hari ini maka Partai Persatuan Nasional akan mendapat 25 dari 120 kursi di Knesset sementara Likud akan mendapatkan 21 kursi. Perbedaan empat kursi ini menunjukkan semakin menyempitnya persaingan dua partai.

Jajak pendapat bulan Desember lalu menunjukkan perbedaan antara dua partai mencapai 19 kursi. Sebanyak 37 kursi untuk Partai Persatuan Nasional dan 18 untuk Partai Likud.

Jajak pendapat stasiun televisi Channel 12 menunjukkan 36 persen responden lebih memilih Netanyahu sebagai perdana menteri dibandingkan Gantz. Sementara Gantz hanya mendapatkan 30 persen. Pada 18 Mei 2023 lalu Netanyahu mendapat 38 persen dukungan sementara Gantz 37 persen.

Gantz lebih unggul dibandingkan Netanyahu sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.

photo
Karikatur Opini Republika : Boikot - (Republika/Daan Yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement