REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno membantah kabar pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto, dua hari sebelum Gibran Rakabuming Raka dideklarasikan sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Dua hari sebelum pengumuman Mas Gibran sebagai cawapres ya tidak benarlah. Tidak benar ada pertemuan antara Bapak Presiden dengan Pak Andi dua hari sebelum pengumuman Mas Gibran sebagai cawapres," kata Pratikno melalui Humas Setneg di Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Pratikno mengatakan dua hari sebelum deklarasi Ghibran atau tepatnya pada 20 Oktober 2023, Presiden Jokowi masih berada di Arab Saudi dalam rangkaian kunjungan kerja.
"Jadi tanggal 16 Oktober, Pak Presiden terbang ke RRT, lanjut ke Arab Saudi. Tiba di Jakarta tanggal 21 Oktober dini hari jam 3 pagi. Ya kalau pertemuannya saja enggak ada, isi pertemuannya juga enggak ada," katanya.
Pertemuan terakhir Andi Wijayanto sebagai Gubernur Lemhanas dengan Presiden Jokowi berlangsung pada 4 Oktober 2023 pada forum terbuka di Istana Negara dalam acara Arahan Presiden kepada para peserta Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) dan Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) Lemhanas, kata Pratikno yang saat itu mendampingi Presiden.
Sebelumnya, dalam acara dialog Political Show Podcast yang ditayangkan di Youtube CNN Indonesia, Sabtu (10/2), Andi Widjajanto menyatakan kepada publik pertemuannya dengan Presiden Jokowi yang berisi sejumlah poin pembicaraan.
"Jadi kira-kira Prabowo pasti menang, PSI akan masuk parlemen, nomor tiga, suara PDIP akan turun. Itu yang dinyatakan Pak Jokowi. Di situ Pak Jokowi mengatakan, kalian hebat kalau bisa mengalahkan saya," ucap Andi.
Pratikno yang telah menyaksikan tayangan itu, menilai pernyataan Andi Widjajanto tidak benar. "Saya ikut sih podcast-nya dan juga pernyataan berikutnya yang seakan-akan Bapak Presiden katanya dinyatakan, 'bisa kamu mengalahkan saya', itu tidak benar sekali," ujarnya.
Menurut Pratikno Presiden Jokowi bukanlah tipe orang yang rendah hati dan tidak pernah merendahkan orang lain. "Lebih fair tanyakan saja ke rakyat Indonesia apakah memang pak Presiden tipe-nya seperti itu. Pasti jawabannya enggak, Pak Presiden orangnya rendah hati, penyabar, dan santun. Jadi tolong jangan dibalik-balik lah," tuturnya.