Jumat 26 Jan 2024 22:40 WIB

Banjir Landa 52 Desa di Bireun, 1.199 Jiwa Mengungsi

Banjir di Kabupaten Bireun, Aceh dipicu curah hujan tinggi.

Foto udara pemukiman penduduk yang terendam banjir di Provinsi Aceh. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Mirza Baihaqie
Foto udara pemukiman penduduk yang terendam banjir di Provinsi Aceh. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BIREUEN -- Banjir yang dipicu curah hujan tinggi masih merendam pemukiman penduduk di 52 gampong atau desa Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Banjir mengakibatkan 1.199 jiwa warga mengungsi menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).

“Masyarakat masih berada di titik pengungsian yang didirikan oleh perangkat desa masing-masing,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA di Banda Aceh, Jumat (26/1/2024) malam.

Baca Juga

Ilyas menjelaskan, banjir mulai merendam wilayah Bireuen pada Kamis (25/1/2024) sekitar pukul 20.30 WIB. Daerah terdampak meliputi 32 desa di Kecamatan Jeunieb, kemudian 13 desa di Kecamatan Pandrah, dan tujuh desa di Kecamatan Peulimbang.

“Banjir akibat hujan deras yang melanda Kabupaten Bireuen pada 25 Januari 2024, sehingga mengakibatkan banjir di tiga kecamatan dalam wilayah Bireuen,” ujarnya.

Ia mengatakan, dampak dari kejadian banjir tersebut menyebabkan satu unit rumah konstruksi kayu dan satu unit mobil pikap mengalami rusak berat. “Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ujarnya.

Untuk data sementara, kata Ilyas, korban terdampak di Jeunieb sebanyak 2.156 Kepala Keluarga (KK), dan di Kecamatan Pandrah sebanyak 3.010 jiwa dalam 1.302 KK. Petugas BPBD Bireuen masih terus melakukan pendataan korban terdampak di beberapa desa lain, termasuk di Kecamatan Peulimbang.

Hingga kini, tercatat 1.199 jiwa harus mengungsi, yang tersebar di 11 titik lokasi dalam sembilan desa di Kecamatan Jeunieb, meliputi Desa Dayah Blang Reuleu, Janggot Seungko, Ule Raboe, Tanjong Bungong, Dayah Baroe, Teupin Kupula, Blangme Barat, Meunasah Kupula, dan Cot Geuleumpang Baroh.

Umumnya mereka mengungsi di meunasah (mushalla) desa. Para pengungsi juga telah mendirikan dapur umum karena tidak bisa memasak di rumah masing-masing. Petugas tim reaksi cepat BPBD Bireuen masih terus melakukan pemantauan dan pendataan. Pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi Sekretaris Daerah Bireuen, Dinas Sosial dan Forkopimcam dalam upaya mendatangkan bantuan masa panik dari Dinas Sosial Aceh.

“Berhubung Dinas Sosial Kabupaten Bireuen dan BPBD Kabupaten Bireuen stok logistik masih kosong,” ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement