Senin 15 Jan 2024 23:47 WIB

BNPB: Puluhan Ribu Jiwa Terdampak Banjir dan Cuaca Ekstrem

Terdapat 38 kejadian bencana tercatat pada pekan 8-14 Januari 2024.

Warga bersama petugas terkait berupaya menambal tanggul Sungai Cigede yang jebol dengan karung berisi pasir di lokasi banjir bandang, di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (15/1/2024). Hingga saat ini warga dan petugas terkait masih melakukan penanganan pasca banjir, termasuk penyaluran bantuan untuk korban banjir.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Warga bersama petugas terkait berupaya menambal tanggul Sungai Cigede yang jebol dengan karung berisi pasir di lokasi banjir bandang, di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (15/1/2024). Hingga saat ini warga dan petugas terkait masih melakukan penanganan pasca banjir, termasuk penyaluran bantuan untuk korban banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kejadian banjir dan cuaca ekstrem pada pekan kedua Januari 2024, berdampak pada puluhan ribu jiwa di Indonesia.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin (15/1/2024), menyebut 38 kejadian bencana tercatat pada pekan 8-14 Januari 2024.

Baca Juga

"Untuk banjir memang cakupan dari warga terdampak mungkin itu sangat besar, ada misalkan dalam satu pekan 49.000 rumah terdampak, ada 58.000 masyarakat mengungsi dan terdampak, tapi khusus untuk korban jiwa yang harus kita waspadai adalah kondisi-kondisi dari tanah longsor," ujar Abdul.

Salah satu kejadian yang menjadi atensi BNPB adalah longsor yang terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang merupakan daerah kawasan wisata pemandian masyarakat sempat. Abdul mengatakan longsor dapat terjadi sangat cepat, sehingga perlu kewaspadaan pengelola dan wisatawan yang mengunjungi lokasi itu.

"Ini yang memang harus benar-benar kita siapkan kewaspadaan masyarakat, karena kejadian-kejadian tanah longsor ini terjadinya sangat cepat," kata dia.

Kejadian cuaca ekstrem selama sepekan, menurut Abdul, telah banyak merusak bagian atap rumah-rumah masyarakat. Namun yang menjadi perhatian apabila material yang terbawa, seperti atap, baliho, papan reklame, atau pohon besar, yang dapat mencederai masyarakat di sekitarnya.

Abdul mengatakan kondisi tersebut perlu untuk diwaspadai mengingat musim hujan masih akan sampai di paling tidak di akhir Februari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement