Jumat 12 Jan 2024 20:11 WIB

Sepakat dengan Jusuf Kalla, PDIP: Pemimpin tak Boleh Emosian

Jusuf Kalla menyatakan seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto usai peringatan HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto usai peringatan HUT ke-51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Rabu (10/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto sepakat dengan pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla atau JK. Mantan pendamping dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu pernah mengatakan, seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional.

"Saya sependapat bahwa keputusan bangsa dan negara ini harus diambil dengan jernih. Kalau dalam debat saja sudah emosi, lalu kebawa-bawa setelah debat dengan mengatakan goblok, tolol, bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik," ujar Hasto di kawasan Cilandak, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Baca Juga

Ia pun kembali mengungkit debat calon presiden (capres) pada 7 Januari lalu, saat Prabowo Subianto malah menunjukkan sikap reaktif. Padahal, salah satu tema debat tersebut adalah pertahanan, yang seharusnya dapat dijawab dengan baik oleh Menteri Pertahanan (Menhan) itu.

"Tema pertahanan itu seharusnya Pak Prabowo yang memimpin, tetapi ternyata justru Pak Ganjar yang mampu mengambil alih pembahasan tema-tema strategis tentang pertahanan, keamanan geopolitik, dan hubungan luar negeri, kemudian Pak Anies (peringkat kedua)," ujar Hasto.

Sebelumnya, JK menyatakan seorang pemimpin harus mengedepankan sikap sabar daripada memperlihatkan sisi emosional saat menghadapi suatu persoalan. Hal itu disampaikannya dalam forum bertajuk "Dialog Kebangsaan dan Kewirausahaan" di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1/2024).

"Bagaimana kira-kira negara dipimpin oleh orang yang suka marah? Bagaimana kira-kira kalau dia berdebat dengan kepala negara lain?" ucap JK.

Menurut JK, jika pemimpin maupun pejabat negara tidak bisa mengontrol emosinya, maka dampak besar bisa diterima oleh rakyat. Seorang pemimpin maupun pejabat negara harus bisa punya sikap tenang dan mengedepankan "pemikiran dingin" saat menanggapi maupun menyelesaikan persoalan.

"Pemimpin harus tenang, memiliki gagasan, jangan emosional, karena persoalan bangsa ini banyak, kalau tidak tenang pemimpin kami, tentu tidak baik. Pemimpin jangan emosional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement