Sabtu 16 Dec 2023 01:08 WIB

Putri Ma’ruf Amin Bahas Moderasi Beragama dan Harmoni Tahun Politik di UIN Ar-Raniry

Moderasi beragama adalah cara beragama yang toleran.

Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Siti Nur Azizah SH MHum yang juga putri Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin
Foto: istimewa
Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Siti Nur Azizah SH MHum yang juga putri Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Dr Siti Nur Azizah SH MHum yang juga putri Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin tampil sebagai pembicara utama pada FGD bertajuk ‘Spirit Moderasi Beragama dan Harmoni Tahun Politik Melalui Kolaborasi Multi Sektor Untuk Penguatan Ekonomi Aceh’ di ruang rapat Rektorat Kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Kamis (14/12/2023).

FGD digelar Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry, dan dibuka oleh Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburrahman.

Baca Juga

Prof Dr Siti Nur Azizah dalam pemaparannya mengungkapkan, moderasi beragama adalah cara beragama yang toleran, mengakui adanya perbedaan dan keberadaan agama serta kebenaran yang diyakini pihak lain.

Menurut Wakil Rektor IV Universitas Negeri Surabaya ini, bahwa stabilitas sosial politik Indonesia membutuhkan terjaminnya moderasi beragama karena dapat menghindari konflik-konflik keagamaan yang tidak perlu dan dapat berujung kepada konflik-konflik kemasyarakatan yang dapat memecah belah bangsa.

“Kehidupan beragama di Indonesia sangat kompleks, plural sekaligus multikultural, terutama dalam tahun politik sehingga dapat melahirkan dinamika persoalan yang juga beragam. Keberadaan berbagai aliran pemikiran agama dengan berbagai pandangannya dapat menimbulkan potensi benturan yang bukan saja bersifat pemikiran tetapi juga fisik,” ungkap putri keempat Wapres RI KH Ma’ruf Amin ini.

Lebih lanjut, Ketua Umum Perhimpunan Saudagar Muslimah Indonesia ini juga turut menyinggung terkait peran kampus dalam moderasi beragama di tahun politik.

Menurutnya moderasi beragama sudah seharusnya menjadi program dan bagian dari kehidupan kampus yang kreatif untuk meredakan berbagai persoalan perbedaan yang terjadi di tengah masyarakat yang saat ini terjadi, seperti klaim kebenaran absolut, subjektivitas, arogansi ajaran agama, radikalisme dan sekularisme.

“Kampus perlu menjadi contoh dalam pengembangan komitmen toleransi untuk menghadapi radikalisme agama. Kampus harus menjadi pelaku dalam mengamalkan agama sekaligus merawat kebinekaan,” terangnya.

Guru Besar Unesa bidang Ilmu Hukum dan Bisnis Halal ini menambahkan, harus diakui bahwa agama telah menjadi nafas dalam membangun kehidupan bangsa ini, agama telah menjadi modal bangsa, karena itu moderasi beragama harus menjadi energi pendorong terciptanya pluralitas dan multikultural.

“Politik identitas bisa diberantas dengan ikhtiar moderasi beragama yang menekankan kepada keseimbangan antara inklusif dan ekslusif,” tegasnya.

Di akhir pemaparannya, Siti Nur Azizah menegaskan moderasi beragama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi syariah.

“Moderasi beragama dan ekonomi syariah berbagi nilai-nilai fundamental yang sejalan, seperti keadilan, etika, tanggung jawab sosial, dan keseimbangan dalam kehidupan. Moderasi dalam beragama juga mendorong praktik ekonomi yang adil dan merata,” ujarnya.

Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman mengatakan topik yang didiskusikan hari ini sangat penting mengingat saat ini sedang memasuki suasana politik menyambut pemilu legislatif maupun pemilihan presiden 2024.

“Segenap stakeholder bangsa ini perlu bersinergi menciptakan keadaan yang tenang dan harmonis di tengah masyarakat,” ujar Mujib.

Terkait tema moderasi beragama, Mujib mengatakan ini merupakan salah satu prioritas di jajaran Kementerian Agama. “Di UIN Ar-Raniry kita sudah membentuk Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) yang khusus mengelola aktifitas mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan dan stakeholder terkait tema ini,” tambahnya.

Mujib mengharapkan ke depan perlu kerja sama program dengan stakeholder terkait di Aceh dalam mengembangkan sinergi dan kolaborasi untuk membangun negeri sesuai dengan prinsip rahmatan lil ‘alamin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement