Namun, takdir berkata lain. Saat mereka masih mencicipi kebahagiaan di puncak, bencana erupsi terjadi. Gunung Marapi yang sebelumnya tenang, tiba-tiba memuntahkan lava dan awan panasnya. Petualangan yang penuh cerita itu berubah menjadi tragedi mendalam.
Ketika kabar erupsi mencapai telinga keluarga dan teman-teman Novita dan Wahlul. “Novita dan Wahlul dikenang bukan hanya sebagai korban bencana alam, tetapi juga sebagai pahlawan cinta dan petualangan. Proses evakuasi menjadi simbol penghormatan terakhir bagi dua pendaki yang telah berbagi tawa, kebahagiaan, dan tantangan bersama-sama,” ucap warganet melalui media sosial TikTok.
Kedua jenazah itu kini telah berpulang ke tanah kelahiran mereka di Lubuk Minturun, Kota Padang. Dalam upacara pemakaman yang haru, keluarga, teman-teman dan masyarakat setempat menyatukan doa dan penghormatan terakhir bagi Novita dan Wahlul.
Tim gabungan menemukan jenazah Wahlul dan Novita di hari yang berbeda. Wahlul ditemukan pada Selasa (5/12/2023). Sedangkan jasad ibundanya ditemukan, Rabu (6/12/2023).
Berdasarkan data yang telah dihimpun, saat Gunung Marapi erupsi, terdapat 75 orang yang sedang melaksanakan aktivitas pendakian. Sebanyak 52 orang dari para pendaki itu dinyatakan selamat setelah berhasil dievakuasi saat terjadinya erupsi. Sisanya 23 orang meninggal dunia, termasuk Wahlul dan Novita.