REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Polda Sumbar) menyatakan tidak menutup kemungkinan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi lain terkait erupsi Gunung Marapi yang menewaskan 24 orang. Sejauh ini, baru pihak dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat yang sudah diperiksa pihak kepolisian.
"Kalau dari hasil pengembangannya itu kami butuh informasi atau klarifikasi apa pun, kemungkinan ya bisa bertambah," kata Kapolda Sumbar Irjen Polisi Suharyono di Padang, Selasa (19/12/2023).
Terkait pemeriksaan dua pegawai dari BKSDA Sumbar terkait aktivitas pendakian Gunung Marapi, menurut Suharyono, polisi baru sebatas mengonfirmasi data-data. Rencanaya, Polda Sumbar juga menjadwalkan pemeriksaan ulang personel dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada 20 Desember 2023.
"Kami baru sebatas konfirmasi karena data dan fakta-fakta itu perlu didalami. Kita juga belum menyatakan siapa yang bersalah," ujar Irjen Suharyono.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) BKSDA Sumbar Dian Indriati membenarkan petugas dari instansi itu telah diperiksa Polda Sumbar. Namun, pihaknya tidak mengetahui apa saja pertanyaan yang diajukan polisi.
"Kami tidak mau menjelaskan sesuatu yang kami sendiri tidak memahami, sebab bukan kami yang diperiksa," ujarnya.
Kendati demikian, Dian menegaskan secara kelembagaan BKSDA Sumbar selalu siap apabila polisi kembali memintai keterangan yang dibutuhkan.