Tebing penahan tanah (TPT) di lokasi pembangunan perlintasan tidak sebidang dekat Stasiun Batutulis, Kota Bogor longsor untuk kedua kalinya pada tahun ini. Diperkirakan, penyebab longsor tidak hanya akibat hujan deras, namun diduga ada mata air di titik tersebut.
Lokasi proyek Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Bandung tersebut longsor pertama pada medio Maret 2023, kemudian longsor lagi pada Kamis (16/11/2023). Pantauan Republika.co.id di lokasi, TPT yang longsor terletak di atas proyek underpass yang hampir rampung. TPT itu kini sudah ditutupi oleh terpal.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim menjelaskan, kemungkinan ada titik mata air di lokasi tersebut, sehingga menyebabkan tanah longsor kembali. Ditambah dengan hujan deras selama beberapa hari sebelum kejadian memicu insiden pergerakan tanah.
"Tadi bicara sekilas kemungkinan ada titik mata air. Nah, titik mata air ini artinya harus di-treatment. Dorongan mata air ditambah derasnya intensitas hujan turun," kata Dedie ketika ditemui Republika.co.id di lokasi, Rabu.
Dedie mengatakan, pada hari yang sama saat kejadian, longsor juga melanda titik lain di Kota Bogor. Hal itu disebabkan oleh hujan dengan intensitas sangat tinggi, ditambah kondisi tanah yang labil dan terjal.
Beruntung, peristiwa longsor terjadi saat kontraktor sedang tidak beroperasi di lapangan. Sehingga, kata Dedie, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden tersebut. "Kita minta kepada pihak yang bertanggung jawab, dalam hal ini BTP Bandung, untuk menganalisis lebih lanjut sebelum diperbaiki dan direhabilitasi," ujarnya.
TPT yang longsor ini juga menyebabkan lebar jalan menyempit sehingga arus lalu lintas di Simpang Batutulis harus dialihkan. Perbaikan dari TPT ditarget akan selesai pada 10 Desember 2023.