Selasa 21 Nov 2023 22:30 WIB

Keragaman Bahasa Daerah Jadi Khazanah Kekayaan Bangsa Indonesia

Pj Gubernur Sultra imbau warga lestarikan bahasa dan aksara daerah.

Guru menyampaikan pelajaran Aksara Jawa dengan alat peraga tokoh pewayangan di SD Negeri Kepatihan Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/11/2023). Kegiatan belajar menulis dan membaca aksara Jawa dengan metode kreatif tersebut dilakukan guru setempat sebagai upaya efektif untuk melestarikan bahasa daerah serta menjaga keberlangsungan kebudayaan Jawa.
Foto: ANTARAFOTO/Maulana Surya
Guru menyampaikan pelajaran Aksara Jawa dengan alat peraga tokoh pewayangan di SD Negeri Kepatihan Solo, Jawa Tengah, Kamis (9/11/2023). Kegiatan belajar menulis dan membaca aksara Jawa dengan metode kreatif tersebut dilakukan guru setempat sebagai upaya efektif untuk melestarikan bahasa daerah serta menjaga keberlangsungan kebudayaan Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Penjabat atau Pj Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Komjen Pol (Purn) Andap Budhi Revianto meminta kepada seluruh masyarakat Bumi Anoa itu untuk menjaga serta melestarikan bahasa dan aksara daerah agar tidak punah.

Pj Gubernur Sultra Andap di Kendari, Selasa sore, mengatakan bahwa pelestarian bahasa dan aksara harus menjadi perhatian agar seluruh elemen bisa berkontribusi di dalam menjaga serta melestarikannya.

Baca Juga

Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah. Untuk Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri memiliki sembilan bahasa, yakni Bahasa Tolaki, Muna, Moronene, Wolio, Wakatobi, Kulisusu, Ciacia, Lasalimu-Kamaru, dan Bahasa Culambacu.

"Semua bahasa daerah ini jadi khazanah kekayaan bagi kita semua yang harus dilestarikan dan dilindungi. Beragam bahasa ini merupakan simbol dari keragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia," kata Andap saat membuka Kongres Internasional ke-IV Bahasa-bahasa Daerah di salah satu hotel di Kota Kendari.

Ia menyebutkan bahwa bahasa-bahasa daerah juga merupakan salah satu kekayaan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. 

"Dan tentunya juga meneguhkan identitas Sulawesi Tenggara yang terdiri dari berbagai suku," ujar Andap.

Tak lupa, Andap juga mengajak dan mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melestarikan bahasa daerah sebagai bentuk tanggung jawab untuk generasi penerus bangsa.

"Dinas terkait agar mengumpulkan manuskrip dan arsip terkait kekayaan bahasa dan aksara. Ke depan bahasa-bahasa daerah Sultra akan kita perjuangkan sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB), Ingatan Kolektif Nasional (IKON), dan Memory of The World UNESCO," kata Andap.

Diketahui, Kegiatan tersebut digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan bekerjasama dengan Kantor Bahasa Provinsi Sultra tahun 2023 dengan mengusung tema "Tapalagi Bahasa dan Sastra, Sultra Mokora" dengan makna "Melestarikan Bahasa dan Sastra, Sultra Kuat".

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Ketua DPRD Provinsi Sultra, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pimti Pratama Pemprov Sultra, Kepala Kantor Bahasa Sultra, Rektor Universitas yang ada di Sultra, dan 27 Narasumber baik dari unsur Pemerintah, Akademisi, dan juga Pegiat Seni.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement