REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menyoroti pentingnya pendidikan bagi calon orang tua. Ia menyatakan tingkat pendidikan yang rendah dapat memengaruhi tingginya angka kehamilan perempuan di Indonesia.
"Pendidikan itu penting. Berdasarkan data, orang berpendidikan lebih rendah cenderung lebih tinggi angka kehamilannya. Hati-hati kepada yang berpendidikan rendah, ekonomi rendah, tinggal di pelosok, apabila hamil terlalu sering, jaraknya terlalu dekat, maka dapat berisiko melahirkan bayi stunting," kata Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lanjut Hasto, jarak kelahiran pada perempuan memiliki batas ideal. Itu sebabnya program kontrasepsi atau KB setelah ibu melahirkan anak pertama penting untuk diikuti.
"Kalau kurang dari 15 bulan melahirkan sudah ada kehamilan lagi, maka berpotensi meningkatkan tiga kali lipat angka kematian bayi. Jarak ideal menurut WHO itu 36 bulan. Oleh karena itu, penting merencanakan KB yang tepat. Jangan juga di atas lima tahun kalau masih mau punya anak lagi," ujarnya.
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik anak. Itujuga memberikan dampak mental yang buruk bagi mereka pada masa depan.
"Dengan pendeknya jarak kelahiran antar anak, kebutuhan emosinya bisa terpengaruh, sehingga anak cenderung memiliki mental yang rendah. Hal ini dapat mengakibatkan dia menjadi orang yang toksik atau berpotensi merugikan orang-orang di sekitarnya pada saat dewasa," tuturnya.