Rabu 15 Nov 2023 14:35 WIB

Pemprov Jateng Waspadai Konsumsi Kental Manis di Tengah Maraknya Kasus Stunting

Anak balita yang terindikasi stunting memiliki kebiasaan jajan sembarangan

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Polemik susu kental manis. Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yuni Rahayuningtyas mengingatkan pentingnya perhatian terhadap edukasi bahaya konsumsi kental manis di tengah marak
Foto: republika
Polemik susu kental manis. Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yuni Rahayuningtyas mengingatkan pentingnya perhatian terhadap edukasi bahaya konsumsi kental manis di tengah marak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yuni Rahayuningtyas mengingatkan pentingnya perhatian terhadap edukasi bahaya konsumsi kental manis di tengah maraknya kasus stunting. Menurut Yuni, materi edukasi kental manis bukan merupakan susu perlu diberikan dalam setiap upaya penanganan stunting.

“Kalau kita lihat di lapangan terkait stunting dan kental manis memang edukasi dan materinya harus mulai diperkuat karena kita lihat di lapangan sedang marak ya,” ujar Yuni dalam siaran pers, Rabu (15/11/2023)

Lebih lanjut Yuni menjelaskan, pihaknya bersama para pemangku kepentingan lain sudah gencar melakukan optimalisasi pelayanan posyandu melalui kader-kadernya. Adapun kader posyandu bertugas untuk melakukan intervensi pemberian makanan tambahan (PMT) dan edukasi mengenai stunting di masyarakat.

“Dengan harapan angka stunting di Jawa Tengah dapat turun setidaknya tiga poin pada 2024 dari angka saat ini yaitu 20,8 persen. Kami berharap target provinsi Jawa Tengah pada 2024 tercapai,” kata dia. 

Hal itu dia sampaikan dalam pertemuan dengan Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI). Pertemuan itu membahas polemik kental manis di tengah masyarakat, yang hingga saat ini masih kerap diberikan sebagai minuman susu untuk anak dan balita. 

Dalam kesempatan itu, PP Aisyiyah dan YAICI juga berkesempatan memaparkan hasil temuan lapangan terhadap keluarga dengan anak stunting yang dilakukan di Kelurahan Randusari, Semarang Selatan, Semarang, Jawa Tengah. Pada umumnya, anak balita yang terindikasi stunting memiliki kebiasaan jajan sembarangan serta pola asuh orang tua yang tidak paham akan gizi yang baik untuk anak. 

Pada beberapa kasus temuan, orang tua lebih memilih untuk membiarkan anak jajan pangan instan tinggi kandungan garam, gula, dan lemak (GGL) di warung terdekat, seperti kental manis, es teh dan snack-snack murah. Itu terjadi karena adanya anggapan ‘yang penting makan’ dari orang tua. Akibatnya, anak memiliki perilaku makan yang buruk.

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan, pihaknya juga menemukan permasalahan monitoring pada PMT. Menurut Arif, monitoring PMT harus diperhatikan pemerintah. Jangan sampai bantuan yang diberikan meski tepat sasaran, tidak tepat guna seperti tidak dikonsumsi oleh anak, melainkan orang tua, hingga diberikan pada tetangga atau anggota keluarga lain.

“Tugas pemerintah dan kita semua selanjutnya setelah PMT terdistribusi adalah memastikan agar PMT tersebut dikonsumsi,” ujar Arif. 

Lebih lanjut, Arif juga mengatakan, edukasi tentang pengentasan stunting dan peruntukan kental manis juga tetap harus berjalan beriringan dengan pemberian PMT. Sebab itu, pihaknya bersama Aisyiyah juga akan terus mendukung pemerintah untuk menurunkan stunting, khususnya di Jawa Tengah.

Koordinator Divisi Pemberdayaan Masyarakat Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Ekorini Listiowati dalam kesempatan itu juga menekankan, sebagai organisasi perempuan terbesar di Indonesia, pihaknya siap ikut andil dan turut berkontribusi bersama pemerintah untuk memperkuat edukasi pengentasan stunting dan kental manis. Pihaknya juga akan menggerakkan kader dari wilayah, cabang, hingga ranting untuk upaya itu.

“Kami, sebagai organisasi perempuan terbesar yang ada dari tingkat pusat, wilayah, cabang, hingga ranting siap membantu dan menggerakkan kader-kader terbaik kami untuk memperkuat, turut andil dan berkontribusi bersama pemerintah khususnya Jawa Tengah untuk pengentasan stunting,” kata Rini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement