REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Wayang Nasional (HWN) Ke-V & Living Intangible Cultural Heritage Forum For Wayang Puppet Theater in Indonesia (Living ICH Forum) ke-III dibuka oleh Wakil Ketua komisi X DPR Abdul Fikri Faqih di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, belum lama ini.
Acara tersebut berbarengan dengan UNESCO yang mengakui wayang Indonesia sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, yang ditetapkan di Paris, Prancis. Peringatan HWN menghadirkan wayang kolaborasi Wayang Kulit dalang Ki Kukuh Bayu Aji dan wayang golek Ki Den Gala
dengan lakon Senopati Pinilih.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono membacakan sambutan yang diwakili Inspektur Jenderal TNI Letjen (Mar) Suhartono di acara yang diadakan Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) tersebut. Ketua Umum Senawangi Marsdya (Purn) FH Bambang Sulistyo mengatakan, nilai yang terkandung dalam wayang dapat menjadi jembatan bagi pembangunan kemanusiaan.
"Humanity being a human (memanusiakan manusia) menjadi kata kunci dalam membangun peradaban dunia," ujar eks kepala Basarnas tersebut dalam siaran pers di Jakarta, Senin (13/11/2023).
Menurut Bambang, budaya wayang memiliki relevansi terhadap nilai kemanusiaan yang strategis untuk digunakan dalam pembelajaran sejarah berbasis nilai. "Sehingga masyarakat memiliki pijakan ideal dalam merespons berbagai perubahan budaya dunia yang semakin masif," katanya.
Oleh karena itu, Bambang melanjutkan, seluruh sumber potensi dan kekuatan pewayangan di Indonesia perlu dioptimalkan perannya. Dia juga ingin wayang digunakan sebagai upaya membangun kekuatan soft power Indonesia di bidang budaya.
"Ini sebagai pertanggung jawaban pengakuan UNESCO terhadap wayang Indonesia sebagai a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, di kantor Pusat UNESCO Paris, Prancis, 7 November 2003," kata Bambang.