Kamis 17 Oct 2024 12:30 WIB

Lincahnya Dalang Cilik Memainkan Wayang Lakon Bimo Meguru

Di genggamannya, setiap karakter wayang menjadi hidup.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Suasana Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Kota Semarang 2024 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, Rabu (16/10/2024).
Foto: Kamran Dikarma/Republika
Suasana Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Kota Semarang 2024 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, Rabu (16/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh KAMRAN DIKARMA

Usia Reiffel Priya Wahyana baru 10 tahun. Namun tangannya yang mungil sudah cukup tangkas memainkan wayang kulit beragam ukuran. Reiffel adalah satu dari lima dalang cilik yang berpartisipasi dalam Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Kota Semarang 2024.

Baca Juga

Pagi itu, Rabu (16/10/2024), Reiffel membawakan lakon Bimo Meguru. "Ini cerita tentang Brotoseno mencari jati dirinya," ujarnya ketika diwawancarai Republika di tempat pagelaran Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Kota Semarang 2024 di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang.

Selama hampir satu jam, dengan iringan gamelan dan lantunan nyanyian sinden, Reiffel membawakan lakon Bimo Meguru. Di genggamannya, setiap karakter wayang menjadi hidup. Tangannya pun cekatan mengendalikan berbagai peralatan pewayangan di sekelilingnya, mulai dari cempala tangan hingga keprak.

Sebagai dalang, Reiffel dituntut untuk bisa membawakan setiap karakter dalam lakon pilihannya. Salah satu teknik yang harus dikuasainya tentu membedakan suara dari masing-masing karakter. Meski pembagian suara masih kurang begitu kentara, penampilan Reiffel tetap memukau para hadirin dan dewan juri.

Selayaknya dalang, dalam penampilannya Reiffel, yang merupakan siswa kelas 5 di SD Islam Al-Azhar 14 Semarang, berbusana beskap, blangkon, dan menyelipkan keris pada ikat pinggangnya. Dia mengungkapkan, ketertarikannya pada dunia wayang dimulai ketika usianya delapan tahun. "Dulu itu, waktu lagi nyari program kartun malam-malam di tv, tiba-tiba lewatin (saluran) TVRI Jateng dan ada wayangan. Pas itu saya lihat kok bagus," kata Reiffel.

Ketertarikan Reiffel pada pewayangan kemudian didukung keluarganya. Dia pun dimasukkan ke Sanggar Ponokawan, yang berlokasi di Jalan Kalicari Tengah, Semarang. Reiffel mengungkapkan, sebelum mengikuti Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Kota Semarang 2024, dia sudah pernah mengikuti dua lomba dalang.

Kemampuan Reiffel sebagai dalang cilik terbilang sudah memperoleh pengakuan. Karena dia beserta empat kontestan lainnya berhasil masuk ke babak grand final Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat Kota Semarang 2024.

Selain Reiffel, peserta lainnya yang turut berkontestasi di babak grand final adalah Yusuf Wikrama Tungga (9 tahun). Siswa kelas 4 di SD Islam Hidayatullah Semarang itu membawakan lakon Gatotkaca Lahir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement