Kamis 09 Nov 2023 16:16 WIB

Populi Center: Prabowo-Gibran 43,1 Persen dan Ganjar-Mahfud 23 Persen

Publik menganggap biasa saja soal isu dinasti politik pada Pilpres 2024.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Populi Center merilis survei terbaru tentang elektabilitas capres 2024 di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2023).
Foto:

Populi Center merilis survei terbaru yang menempatkan, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dengan meraih elektabilitas 43 persen. Di antara yang disurvei di dalamnya menyangkut isu politik dinasti. Hasil dalam survei mengenai isu itu menunjukkan, publik merespons biasa saja.

 

Peneliti Populi Center Hartanto Rosojati menjelaskan, di dalam survei tersebut Populi menanyakan kepada para responden: 'Saat ini banyak orang membicarakan tentang dinasti politik, bagaimana penilaian atau sikap Anda tentang dinasti politik?'.

 

"Terkait dengan persepsi terhadap dinasti politik sebesar 62,1 persen masyarakat menyatakan bisa menerima atau biasa saja," kata Hartanto dalam agenda Forum Populi Road to 2024 Elections dengan tema 'Starting Point: Posisi Elektoral Jelang Kampanye Pemili 2024' di kawasan Jakarta Selatan, Kamis.

Angka 62,1 persen tersebut meliputi jawaban bisa diterima sebesar 15,8 persen dan biasa saja sebesar 46,3 persen  "Sementara yang tidak bisa menerima sebesar 27,4 persen. (Meliputi) kurang bisa diterima 18,2 persen dan sangat tidak bisa diterima 9,2 persen. Lalu jawaban tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 10,5 persen," jelasnya.

 

Dalam survei yang sama, kata Hartanto, Populi juga menanyakan kepada koresponden mengenai isu keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadi polemik di tengah masyarakat. Hal itu buntut putusan MK Nomor 90 tentang batas usia capres-cawapres yang disinyalir melanggengkan Gibran, keponakan eks ketua MK Anwar Usman.

"Terkait keputusan MK tentang salah satu syarat calon wakil presiden berusia 40 tahun atau pernah/sedang menjabat kepala daerah, sebanyak 53,1 persen masyarakat mengatakan setuju, 34,5 persen mengatakan tidak setuju dan sisanya (12,4) menolak menjawab," jelas Hartanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement