REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) sedang menyiapkan rencana untuk segera mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Palestina. Langkah itu diambil sebagai bentuk tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksda Julius Widjojono, mengatakan bantuan tersebut bakal dikirim menggunakan pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara (AU). Secara total, Mabes TNI akan menyiagakan empat armada pesawat transport.
"TNI tengah menyiapkan dua pesawat Hercules C-130 A-1327 dan A-1328 milik TNI AU dari Skadron Udara 31 dan 32. Selain itu, juga kita siapkan dua pesawat Hercules cadangan untuk mendukung misi tersebut," kata Julius dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Selain dua unit pesawat Hercules TNI AU, kata Julius, misi tersebut juga melibatkan satu unit pesawat charter Boeing 737 Garuda yang dilakukan Mabes Polri. Sehingga total dukungan pesawat untuk mengangkut logistik bantuan kemanusiaan ke Palestina berjumlah tiga unit.
Di samping itu, Julius menjelaskan, saat ini dilaksanakan proses pengajuan nota diplomatik visa oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI terkait izin penerbangan, over flight clearence, landing permit, ground handling, dan lain-lain. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) juga membantu dalam beberapa pembiayaan proses pengiriman bantuan tersebut.
"Bantuan Kemanusiaan jni rencananya akan diterbangkan menuju Mesir yang kemudian akan diteruskan ke rakyat Palestina," ungkap Julius.
Dia menerangkan, Presiden Jokowi rencananya secara resmi melepas pengiriman bantuan di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Sabtu (4/11/2023) sekitar pukul 08.30 WIB. Diperkirakan bantuan itu tiba di Mesir pada Senin (6/11/2023).
Adapun rute penerbangan dalam misi kemanusiaan ini, yaitu Halim (Jakarta)- Aceh-Yangon (Myanmar)-New Delhi (India)-Abu Dhabi (UEA)-Jeddah (Arab Saudi)-El Arish (Mesir). "Kolaborasi antarinstansi yang solid menjadikan proses pengiriman bantuan sampai dengan saat ini berjalan lancar," ujar Julius.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Palestina secara brutal ke rakyat Palestina. Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia terus mengikuti perkembangan situasi di Jalur Gaza, Palestina usai dibombardir Israel secara masif mulai awal Oktober.
"Posisi Indonesia sangat jelas dan tegas, mengutuk keras serangan acak terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza," ujar Jokowi dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (30/10/2023).
Jokowi juga menyampaikan hasil rapat terbatas terkait perkembangan konflik Palestina-Israel. Pemerintah mendesak Israel menghentikan kekerasan kepada masyarakat sipil dan mengupayakan agar seluruh negara mendorong gencatan senjata di Israel.
"Kekerasan harus dihentikan, gencatan senjata harus terus diupayakan, bantuan harus terus didorong dan dipercepat, diakselerasi dan Indonesia terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak untuk mengupayakan penyelesaian masalah ini," katanya.