REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyongsong pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) pada 14 Februari 2024, peneliti Indikator Politik Indonesia menyebut, tidak akan ada isu politik dinasti jika capres Prabowo Subianto memilih Erick Thohir sebagai pasangannya.
Hingga kini, capres-cawapres yang sudah mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar (Amin). Sementara itu, Prabowo masih belum mengumumkan secara resmi siapa pasangannya, sehingga belum mendaftar ke KPU.
Saat ini, bermunculan beberapa nama cawapres Prabowo. Di antaranya, yang paling santer adalah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang merupakan putra sulung Presiden RI Joko Widodo. Nama Gibran makin ramai lantaran putusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan cawapres berusia di bawah 40 tahun, asal menduduki pernah sebagai kepala daerah.
MK diketahui diketuai oleh Anwar Usman yang merupakan paman Gibran. Sehinga, putusan itu memicu kontroversi sehingga muncul banyak penolakan dari publik ketika Gibran ingin maju sebagai cawapres. Hal itu karena jika ia mau berpasangan dengan Prabowo maka bisa melanggengkan politik dinasti di Indonesia.
Dengan privilege seperti itu, publik pun memprediksi Gibran yang tahun ini berusia 36 tahun akan menjadi cawapresnya Prabowo. Pemilihan cawapres oleh Prabowo pun menjadi perhitungan. Nama Menteri BUMN Erick Thohir yang sekarang menguat di publik sebagai pasangan Prabowo, bisa menjadi solusi.
Jika Prabowo menggaet Erick maka hal itu bisa menaganulir asumsi publik mengenai politik dinasti. Apalagi, elektabilitas Erick di berbagai lembaga survei selalu menempati posisi tertinggi.
"Dengan tidak menggandeng Gibran sebagai running mate maka selama 116 hari mendatang tidak akan memperoleh serangan isu dinasti politik dari para kompetitor," kata peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro di Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia melalui simulasi tiga nama pasangan capres-cawapres yang dilakukan pada 2-10 Oktober 2023, pasangan Prabowo-Erick merupakan pasangan yang paling tinggi keterpilihannya.
Perinciannya, Prabowo-Erick mendapatkan angka 38,8 persen, disusul pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di angka 32,6 persen, kemudian pasangan Amin sebesar 21,2 persen. Survei yang sama menunjukkan, dalam simulasi tiga nama bakal capres, Prabowo juga menduduki tingkat paling atas.
Angka untuk Prabowo sebesar 37 persen, kemudian Ganjar di angka 34,5 persen. Disusul Anies sebesar 21,9 persen. Adapun yang absen persentasenya 6,6 persen.