REPUBLIKA.CO.ID, KOTA MEDAN -- Kelompok relawan Alumni Muda Universitas Sumatra Utara dan Universitas Riau (USU-Unri) atau Civitas Ganjar mengajak milenial di Kota Medan tergerak mewujudkan Indonesia lebih inklusif dan ramah disabilitas.
Hal itu terjadi setelah Civitas Ganjar menggelar sosialisasi budaya tuli dan pengenalan dasar bahasa isyarat Indonesia (BISINDO) kepada kaum milenial di Cradle Event Space, Jalan Iskandar Muda Nomor 127, Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Salah satu milenial yang tergerak adalah Elisa Simanjuntak (24 tahun), seorang mahasiswa perguruan tinggi di Kota Medan. Elisa mengaku terinspirasi mendukung penyetaraan teman-teman disabilitas setelah ikut kegiatan Civitas Ganjar.
“Saya senang mengikuti kegiatan Civitas Ganjar ini. Menginspirasi saya jadi ingin membuat Indonesia jadi lebih inklusif dan ramah disabilitas,” kata Elisa.
Bersama Komunitas Hak Tuli Inklusif, dalam kegiatan itu para milenial dikenalkan istilah-istilah budaya tuli, sistem bahasa isyarat di Indonesia, hingga peran penting cahaya dan sentuhan bagi penyandang tuli. Mereka juga belajar dasar-dasar BISINDO secara langsung.
Sebagai milenial, Elisa ingin para penyandang disabilitas, termasuk teman-teman tuli, bisa berkontribusi aktif di kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih maju.
“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini saya bisa mulai mewujudkan hal itu. Mudah-mudahan teman-teman disibalitas semakin berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ini,” kata Elisa.
Sementara Koordinator Wilayah Civitas Ganjar Sumut Berry Sitohang menyebut anak-anak muda mesti menjadi generasi terdepan untuk mendukung dan mendorong kesetaraan terhadap penyandang disabilitas di Indonesia dalam berbagai lini kehidupan bangsa.
Itu karena anak muda adalah generasi penerus yang memegang arah Indonesia ke depan. Sebab itu Berry menyebut kepedulian terhadap penyataraan disabilitas dan upaya mewujudkan Indonesia lebih inklusif mesti dimulai dari sekarang.
“Apalagi sosok yang kita teladani, Pak Ganjar sendiri memang sangat peduli dari track recordnya kepada kaum disabilitas, salah satunya kaum bisu dan tuli. Pak Ganjar itu sangat memerhatikan mereka dan sering menyerap aspirasi teman-teman disabilitas,” katanya.
Melalui kegiatan tersebut, kata Berry, Civitas Ganjar juga turut mempromosikan kelas bahasa isyarat tersertifikasi yang kerap diadakan komunitas tuli agar perwujudan Indonesia yang lebih inklusif bisa didorong kaum milenial dan anak-anak muda masa kini.
“Ke depannya kita pasti akan menjangkau komunitas-komunitas lainnya, khususnya komunitas yang belum bisa terjangkau sebelumnya dan kita akan kenalkan sosok Pak Ganjar, kita cocokan dengan visi-misinya, dan kita akan bekerja sama untuk membangun Indonesia yang lebih maju,” kata Berry.
Ganjar sendiri telah mengungkapkan rencananya untuk memberikan peluang lebih besar kepada teman-teman disabilitas di Indonesia dalam dunia kerja.
Ia memaparkan gagasan pentingnya memberikan kuota khusus dalam pemerintahan dan perusahaan untuk mendukung inklusi sosial dan ekonomi bagi kaum disabilitas.
"Pemerintah mengambil tindakan afirmatif dengan memberikan kuota pekerjaan khusus bagi disabilitas, juga pentingnya persiapan sumber daya manusia (SDM) dari kalangan disabilitas. Hal ini melibatkan pelatihan dan peningkatan keterampilan agar mereka siap mengisi posisi yang tersedia. Maka sekolah inklusi di seluruh daerah di Indonesia," kata Ganjar, demikian dilansir dari Antara.
Ketika menjabat gubernur Jateng, Ganjar terus mendukung pemberdayaan penyandang disabilitas di Jateng dengan memberikan pendampingan dan berbagai pelatihan keterampilan hingga wirausaha.
Ganjar juga telah melakukan terobosan luar biasa dengan menyiapkan SMA dan SMK Negeri di Jateng menjadi sekolah inklusi, di mana anak-anak berkebutuhan khusus bisa belajar di sekolah umum. Selain itu, meningkatkan kualitas SLB Negeri di Jateng. Serta banyak lagi kebijakan Ganjar yang berpihak pada kaum disabilitas.