REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir dinilai memiliki peluang besar untuk menjadi pendamping capres Prabowo Subianto di Koalisi Indonesia Maju (KIM) menyambut Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, peluang itu muncul berkat dorongan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya Jokowi, kata dia, dorongan juga muncul dari dalam KIM, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) yang terang-terangan mendukung Erick menjadi cawapres. "Potensi Erick Thohir dampingi Prabowo cukup leluasa, selain karena disokong oleh PAN, Erick juga mendapat banyak ekspresi restu Jokowi," kata Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Selain dorongan dari Jokowi dan PAN, sambung dia, Erick juga memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi sebagai cawapres. Hal tersebut juga dinilai sebagai faktor yang menjadi pertimbangan besar.
Dalam sejumlah survei, elektabilitas Erick kerap bertengger di posisi pertama. Misalnya pada temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) bulan Agustus 2023 memperlihatkan elektabilitas Erick Thohir berada di angka 15,9 persen.
Hasil serupa juga ditunjukkan Polling Institute periode Agustus yang menempatkan nama Erick di posisi pertama dengan torehan hasil 15,1 persen dalam simulasi 19 nama. Nama Ketum PSSI tersebut tetap berada di posisi pertama dalam simulasi lima nama Polling Institute dengan torehan 24,5 persen.
Dengan fakta itu, Erick telah mengantongi bekal dari elite nasional hingga elektabilitas besar untuk maju sebagai cawapres. "Sejauh ini Erick Thohir sudah miliki modal elektoral dan popularitas," ucap Dedi.