REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo membuat heboh dengan muncul di tayangan adzan di sebuah stasiun televisi. Sekjen PKS, Aboe Bakar Alhabsyi, tampak sangat santai menanggapi strategi tersebut.
"Ya, namanya usaha dalam politik," kata Aboe, Rabu (13/9).
Ia berpendapat, dalam dunia usaha, berbagai langkah dilakukan untuk cari-cari simpati merupakan sesuatu yang biasa. Karena itu, Aboe tidak mau memberi tanggapan terlalu jauh atas strategi-strategi seperti itu.
Menurut Aboe, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI sebenarnya menjadi yang paling berhak memberikan penilaian atas langkah-langkah seperti itu. Jadi, tidak perlu partai-partai lain ikut mengomentari.
"Namanya dunia usaha, cari-cari, tinggal Bawaslunya lah," ujar Aboe.
Aboe tidak memberikan komentar banyak soal banyak warganet yang merasa itu sebagai salah satu wujud politik identitas. Ia berpendapat, upaya-upaya seperti lewat tayangan adzan menunjukkan semangat dari tim Ganjar.
"Kalau saya sih wajar-wajar saja, namanya semangat," kata Aboe.
Bawaslu RI sendiri sudah menyampaikan hasil kajian mereka terhadap adzan di televisi yang menampilkan capres dari PDIP tersebut. Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja mengatakan, tayangan adzan berisi Ganjar itu bukan kampanye.
Alasannya, sampai saat ini Ganjar belum tercatat sebagai peserta pemilu. Bagja berdalih, sesuatu baru dikategorikan kampanye jika meliputi adanya peserta pemilu dan adanya pernyataan meyakinkan publik agar memilihnya.
"Kan belum daftar," ujar Bagja.
Uniknya, ini alasan sama yang disampaikan Bawaslu RI ketika menanggapi kasus bagi-bagi amplop dan uang yang melibatkan politisi PDIP dan Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah. Amplop turut memakai logo PDI Perjuangan.