REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Kompetisi Sains Nalaria Realistik (KSNR) dan Olimpiade Guru Sains (OGS) se-Indonesia telah mencapai puncaknya dengan babak final yang meriah dan syarat makna pada Ahad (10/9/2023), bertempat di BOASH Convention Center. Kompetisi bergengsi ini, diselenggarakan oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) dan diikuti sebanyak 766 siswa serta 121 guru dari berbagai wilayah di Indonesia.
Kendati perdana digelar kembali setelah pascapandemi, acara ini sukses disambut antusiasme, semangat dan dedikasi tinggi dari para peserta untuk bersaing menjadi yang terbaik. Sebelum sampai di babak final, para peserta telah berjuang pada babak penyisihan yang telah diselenggarakan pada 13 Agustus 2023 secara hybrid (offline dan online) dan diikuti sebanyak 31.433 siswa serta 215 guru.
Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Dr R Ridwan Hasan Saputra, menjelaskan tujuan digelarnya KSNR dan OGS diharapkan dapat menjadi katalisator untuk mengasah kemampuan guru dan potensi siswa dalam bidang sains. OGS dan KSNR ini diharapkan membuat anak-anak menjadi terpacu dan terpicu untuk belajar sains yang mengandung atau mengasah kemampuan nalar siswa, sehingga dengan belajar sains, nalar siswa atau cara berpikir siswa menjadi lebih baik.
"Dan juga untuk guru, dengan adanya OGS ini semakin bersemangat untuk meningkatkan kemampuan sehingga bisa mengajar menjadi lebih baik,” kata Pak Ridwan, seperti dalam siaran pers, Senin (11/9/2023).
Ridwan juga menambahkan selain dapat meningkatkan kemampuan secara individu, Ia berharap KSNR dan OGS dapat meningkatkan pemahaman dan kualitas pembelajaran sains menjadi lebih baik. “Harapannya adalah membuat pelajaran sains di Indonesia menjadi lebih baik, sehingga pemahaman anak Indonesia terhadap sains menjadi lebih baik. Kita ibaratnya, tuh ranking PISA-nya (Programme for International Student Assessment) menjadi lebih baik,” tambah Ridwan.
Selain itu, Peraih Anugerah Peduli Pendidikan Kemendikbud Tahun 2014 ini juga berpesan kepada siswa Indonesia yang akan menghadapi kompetisi berikutnya agar menekankan pentingnya integritas dalam berkompetisi. “Pesan untuk siswa dan guru yang ikut event KSNR dan OGS. Pertama, tetaplah semangat dan berlakulah jujur, karena kemenangan itu bukan hanya dari hasil, tapi dari proses. Semoga kita semua mendapat Ridho Allah dan Rahmat Allah dalam proses ini,” ujar Ridwan.
Tantangan dan Dinamika Lomba KSNR dan OGS pascapandemi Sementara itu, Ketua Penyelenggara, Ardianto menjelaskan perhelatan babak final KSNR tahun ini terbilang memiliki tantangan tersendiri. “Mengingat kapasitas untuk final juga tidak terlalu banyak, mungkin di bawah 1.000. Jadi, tantangannya adalah memilih siswa yang benar benar-benar pantas dan layak untuk ke babak final,” kata Ardi.
Selain itu, Ardi mengatakan bahwa dinamika ketika sudah terbiasa pelaksanaan secara online atau daring menjadi luring. “Jadi, siswa ini mungkin beberapa belum terbiasa untuk pergi jauh mungkin dari daerahnya. Seperti kita tahu event ini nasional, dari berbagai pulau bahkan, ya. Jadi, mungkin ada beberapa peserta yang memang keberatan untuk pergi ke Bogor,” ungkap Ardi.
Masa Depan KSNR dan OGS serta Kurasi Ardi juga menambahkan terkait masa depan perhelatan KSNR dan OGS ini akan terus berlanjut dan diharapkan menjadi pilihan bagi siswa dan guru. “Terkait masa depan KSNR dan OGS InsyaAllah setiap tahun akan tetap diadakan, kami ingin membuat KSNR ini seperti KMNR yang tahun depan sampai ke edisi ke-19,” ujarnya.
Ketika dikonfirmasi perihal hubungan KSNR dengan Kurasi Puspresnas, Ardi mengatakan akan memasukkan KSNR ke dalam Kurasi. Sebenarnya sudah dimasukkan yang terakhir itu KSNR ke-4. Namun, belum keluar hasilnya. "Jadi, nggak perlu khawatir, InsyaAllah KPM sudah menjadi lembaga yang terdaftar di sana. Kami sedang dalam proses memasukkan lomba-lomba, salah satu yang diprioritaskan adalah KSNR dan OGS ini,” tuturnya.
Semakin diminati, KSNR akan dibuat Menjadi 3 Babak Selain itu, Ardi pun menyampaikan terkait mekanisme cara daftar jika siswa dan guru Indonesia ingin mengikuti KSNR dan OGS pada tahun berikutnya dan perkembangan terbaru. “Ya, untuk tahun depan jika ingin ikut kembali masih sama mekanismenya dengan cara menghubungi Kantor Cabang, PJ Wilayah, dan Mitra KPM di daerah. Kemudian, bisa jadi, untuk tahun depan KSNR ini menjadi tiga tahap. Jadi, penyisihan, semifinal dan final. Sebelumnya, diawali dengan Asesmen Sains,” ujar Ardi.
Informasi yang berhasil dihimpun, lomba KSNR ini memiliki benefit dan keunikan tersendiri karena para peraih medali emas, perak, dan perunggu untuk kelas 5 SD sampai 9 SMP mendapatkan voucher berupa potongan biaya pendaftaran dan berhak langsung mengikuti kompetisi internasional yang bertajuk International Science Competition (ISC) tanpa melalui tahap seleksi. Benefit tambahan lainnya, khusus peraih medali emas kelas 5 dan 6 SD mendapatkan potongan harga dan golden ticket mengikuti International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) tanpa seleksi.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Litbang Matematika, Andri Imam Munandar mengatakan, jenis soal yang disajikan mengacu pada silabus Olimpiade, sehingga pemahaman lebih dalam lagi terhadap materi-materi sains. "Selain itu, soal-soalnya dirancang untuk menguji nalar siswa sehingga tidak terbatas di pemahaman materi sains saja,” kata Andri.
Andri menambahkan pihaknya berharap siswa lebih mampu berpikir kritis karena ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan banyak soal diambil dari kasus di kehidupan nyata. “Siswa juga diharapkan lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya. Serta mampu meningkatkan literasi dan numerasi karena terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS dengan berbagai variasi permasalahan,” ujar Andri dalam pesan tertulis.