Sabtu 02 Sep 2023 10:55 WIB

Demokrat Ibaratkan Mau NIkah, Pasang Janur dan Tenda, Tapi Anies Nikah Sama Orang Lain

Demokrat merasa dikhianati dengan penetapan paksa Anies-Muhaimin.

Majelis Tinggi Partai Demokrat resmi memutuskan untuk mencabut dukungan terhadap bakal calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan, di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jumat (1/9/2023) malam.
Foto:

Herman menuturkan bahwa Anies juga telah menyampaikan ajakan dan mengirimkan surat kepada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berisi harapannya untuk menjadikan AHY sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendampingnya pada Pilpres 2024.

"Tanggal 25 (Agustus), kemudian Mas Anies menuliskan surat tertulis Mungkin suratnya sudah kebagian semua, ya, sudah viral; (Anies) menuliskan surat untuk mengajak menjadi cawapres," katanya.

Atas dasar pengkhianatan tersebut, Herman menilai Partai Demokrat telah meninggalkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan membuat koalisi baru bersama PKB.

"Artinya, bahwa berarti NasDem membuat koalisi baru, koalisi baru antara NasDem dengan PKB, dan artinya pula meninggalkan Koalisi Perubahan karena mengambil keputusan kerja sama sepihak tanpa kami ketahui, juga memutuskan (bakal) capres dan cawapresnya sepihak," tegasnya.

Herman pun mengatakan Partai Demokrat akan membangun koalisi dengan partai politik lain apabila Majelis Tinggi Partai Demokrat resmi memutuskan untuk tidak lagi bersama dengan KPP.

 "Apakah nanti akan bergabung ke Pak Prabowo atau nanti bergabung ke Pak Ganjar, ya, bersama PDI Perjuangan; atau barangkali ada prospek membuat poros baru. Ya, tentu nanti kita tunggu saja ke depan bagaimana langkah-langkahnya," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement