REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Presiden terpilih Prabowo Subianto kembali memberikan pandangannya tentang kepemimpinan Presiden Joko Widodo, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober 2024.
Prabowo menilai Jokowi sebagai sosok yang mampu mengambil keputusan secara tegas, meskipun sering kali menghadapi tantangan dari berbagai pihak.
"Saya jenderal, yang sering terlibat pertempuran. Saya melihat pemimpin yang bisa ambil keputusan dan pemimpin yang tidak bisa ambil keputusan. Beliau (Jokowi) adalah pemimpin yang bisa ambil keputusan dan keputusannya berani," kata Prabowo melalui akun Instagram @benpro.tv.
Prabowo menyinggung beberapa kebijakan Jokowi yang sempat memicu perdebatan, namun pada akhirnya tetap dijalankan. Salah satunya hilirisasi industri, untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap pengelolaan sumber daya oleh pihak asing.
Misalnya, melalui PT Inalum, pemerintah Indonesia berhasil meningkatkan kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia menjadi 51,32 persen, setelah sebelumnya hanya 9,32 persen.
Selain kebijakan hilirisasi, pembangunan infrastruktur juga menjadi capaian penting di era Jokowi. Proyek-proyek seperti jalan tol, MRT, LRT, dan kereta cepat Whoosh yang telah lama direncanakan, akhirnya berhasil diwujudkan meskipun sempat menghadapi berbagai hambatan dan kritik. Proyek kereta cepat ini kemudian menjadi simbol visi aksi Jokowi.
Meskipun Prabowo memberikan apresiasi terhadap capaian Jokowi, pandangan masyarakat terhadap kebijakan dan program pemerintah selama dua periode ini beragam.
Beberapa warganet menyampaikan rasa terima kasih atas upaya Jokowi dalam membangun Indonesia. “Sekarang Indonesia banyak kemajuan,” komentar akun @yeni.febrianti97.
Namun, ada pula yang menyoroti aspek-aspek yang dinilai masih perlu perbaikan, seperti penegakan hukum. "Selama hukum masih tumpul, jangan harap Indonesia bisa maju," tulis akun @suzzarwoko.
Seperti halnya kepemimpinan lainnya, capaian Jokowi selama menjabat presiden dinilai melalui berbagai sudut pandang. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa langkah-langkah yang diambil selama masa pemerintahannya telah meninggalkan banyak pengaruh di sejumlah sektor, terutama infrastruktur dan hilirisasi industri.