Selasa 29 Aug 2023 19:47 WIB

Golkar: Wajar Jika Koalisi Indonesia Maju Sebagai Pelanjut Jokowi

Golkar menilai sangat wajar jika Koalisi Indonesia Maju sebagai pelanjut Jokowi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Ketum PAN Zulkifli Hasan (kanan) dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri). Golkar sebut wajar Koalisi Indonesia Maju melanjutkan Jokowi.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketum PAN Zulkifli Hasan (kanan) dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri). Golkar sebut wajar Koalisi Indonesia Maju melanjutkan Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily mengatakan bahwa Prabowo Subianto memiliki komitmen dalam melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nama tersebut juga menjadi bentuk komitmen koalisinya melanjutkan kerja-kerja yang sudah dilakukan Kabinet Indonesia Maju.

"Yang perlu ditegaskan dari pidatonya Pak Prabowo kemarin adalah bahwa koalisi yang mendukung Pak Prabowo secara tegas menjadi koalisi yang melanjutkan pemerintahan Jokowi," ujar Ace di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Baca Juga

"Dan saya kira bagi kami tentu sangat wajar jika kita mengidentifikasi diri sebagai pelanjut pemerintah Presiden Jokowi. Karena kita tahu bahwa banyak keberhasilan dan prestasi yang dimiliki oleh Presiden Jokowi yang memiliki efek positif di mata masyarakat," sambungnya.

Menurutnya, penegasan Prabowo dan partai politik pengusungnya berdampak baik terhadap elektoralnya. Apalagi Jokowi menjadi Presiden dengan tingkat kepuasan publik di atas 80 persen jelang berakhirnya kepemimpinannya.

"Saya yakin dengan ketegasan seperti itu, itu akan memiliki efek elektoral yang positif karena kita tahu bahwa approval rating dari pemerintahan Presiden Jokowi saya kira sangat tinggi dan tentu ini akan memiliki efek elektoral terhadap kemenangan Pak Prabowo," ujar Ace.

Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Djarot Saeful Hidayat. Menurutnya nama tersebut tak ada kaitannya dengan dukungan Jokowi kepada Prabowo.

Sebab, Jokowi sebagai Presiden sudah menyampaikan bahwa dirinya bukanlah ketua umum partai politik. Diketahui, nama serupa juga digunakan oleh pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

"Pak Jokowi sudah sampaikan bahwa beliau itu bukan ketua umum partai, jadi beliau sebagai Presiden Republik Indonesia. Sehingga tidak mengintervensi atau ikut campur tangan terhadap kedaulatan masing-masing partai politik," ujar Djarot.

Jokowi sebagai Presiden juga dekat dengan banyak tokoh, termasuk Prabowo yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Namun, kedekatan tersebut bukan dalam ranah dukungan untuk Pilpres 2024.

"Pak Jokowi kan dekat dengan siapa saja, ya otomatis dengan Pak Prabowo karena beliau Menhan, dekat. Dengan Pak Sandi juga dekat, dengan Pak Erick juga dekat, dengan menteri-menterinya juga dekat. Pak Jokowi dengan Ibu Mega juga sangat dekat," ujar Djarot.

"Semuanya dekat, sangat dekat seperti satu keluarga besar. Jadi ya kedekatan, begitulah pemimpin yang bisa dekat dengan siapapun juga," sambungnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement