Senin 28 Aug 2023 17:12 WIB

Tetangga Mengakui AA Sering Mendapatkan Kekerasan Fisik dari Suaminya

Tersangka juga mengancam ayah kandungnya sendiri terkait KDRT ini.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
 Sejumlah warga berdatangan untuk bertakziah ke rumah duka AA (22), ibu muda korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung kematian, di lingkungan Sendangguwo Selatan Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Senin (28/8).
Foto: Bowo Pribadi
Sejumlah warga berdatangan untuk bertakziah ke rumah duka AA (22), ibu muda korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung kematian, di lingkungan Sendangguwo Selatan Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Senin (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—AA (22 tahun) ibu muda yang meninggal dunia akibat KDRT di lingkungan Sendangguwo Selatan disebut sudah sering menjadi korban kekerasan fisik dari suaminya YBZ (34). Sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia dengan beberapa luka memar di sekujur tubuh, rumah tangga keduanya pun jamak diwarnai dengan percekcokan.

Ihwal ini diungkapkan tetangga korban, yang dikonfirmasi seputar kehidupan rumah tangga maupun keseharian AA. Korban telah dikaruniai dua orang anak.

Baca Juga

“Dia sering menjadi korban KDRT, hingga kami kasihan melihat anak-anaknya,” tutur Nanik Lestari, di lingkungan RT 15/ RW 02 Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Senin (28/8/2023).

Saat ditanya tentang pemicu KDRT yang berujung tersebut, Nanik memang tidak tahu secara pasti. Namun berdasarkan infomasi yang berkembang setelah kejadian ini, ditengarai karena suaminya cemburu.

“Kalau yang ini kurang tahu kecuali bahwa ada KDRT, tetapi tadi informasi dari pak RT, katanya isunya cemburu,” ujarnya kepada awak media.  

Ia juga mengaku, saat terjadi KDRT hingga akhirnya AA didapati sudah meninggal dunia. Di dalam rumah tersebut juga ada ayah terduga pelaku, karena selama ini AA tinggal di rumah mertuanya.

Namun, mertua korban disebut tidak berani meminta tolong kepada para tetangga karena takut. Sebab YBZ juga mengancam bapaknya sendiri. “Seharusnya, bisa berteriak meminta tolong kepada tetangga,” lanjutnya.

Nanik juga menyampaikan, setelah kejadian ini terungkap, sejumlah petugas Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berancana (DP3AKB) Kota Semarang juga telah mendatangi. Karena korban juga memiliki dua anak yang baru masuk SD dan TK. Keduanya dimungkinkan juga masih trauma atas apa yang dialami orang tuannya.

“Karena memang kasihan kedua anaknya, yang kecil bahkan tadi menanyakan ibunya ke mana,” ujarnya.

Terlebih, kasus KDRT ini juga mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. “Jadi petugas dari DP3AKB langsung turun untuk membantu menangani,” tambah Nanik.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda AA diduga menjadi korban KDRT hingga didapati sudah meninggal dunia, di lingkungan Sendangguwo Selatan RT 15/ RW 02, No 7 Kelurahan Sendangguwo. Terkait hal ini Jajaran Polrestabes Semarang telah mengamankan YBZ (34) yang tak lain merupakan suami AA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement