REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Habiburokhman, mencermati banyak hasil lembaga survei yang mengunggulkan capres Prabowo Subianto dalam simulase duel head to head. Karena itu, ia yakin, Prabowo dapat meraih kemenangan pada putaran kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Kepercayaan dirinya itu beralasan, karena elektabilitas Prabowo akan mampu mengantarkannya ke putaran kedua Pilpres 2024. Dalam putaran kedua tersebut, wakil ketua Komisi III DPR tersebut yakin dapat meraih suara pemilih bakal calon presiden (capres) yang tak lolos.
"Kalau dua putaran, kemungkinan besar Pak Prabowo lolos ke putaran kedua dan kalau lolos putaran kedua seperti yang dikatakan tadi, skenario head to head Pak Prabowo unggul. Artinya, ini membuat kami super-optimis menghadapi Pemilu 2024," ujar Habiburokhman di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (22/8/2023).
"Kan pendukung grassroot-nya bacapres A (Anies), sangat mungkin beralih ke Pak Prabowo. Begitu juga bacapres G (Ganjar), kalau putaran kedua sangat mungkin beralih ke Pak Prabowo," kata Habiburokhman menambahkan.
Kendati demikian, kata dia, Prabowo sudah mengingatkan kepada seluruh kader Partai Gerindra untuk tidak sombong menanggapi hasil survei tersebut. Jangan sampai, menurut Habiburokhman, sikap jemawa tersebut justru mengantarkan Prabowo dan Partai Gerindra kepada kegagalan di kontestasi nasional mendatang.
"Jangan sampai karena kita lengah, sesuatu yang sudah di tangan, menurut lembaga survei nih, kemenangan keunggulan yang sudah di tangan lepas begitu saja. Itu yang diwanti-wanti Pak Prabowo kepada kami," ujar Habiburokhman.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan simulasi capres dan cawapres 2024. Salah satunya adalah unggulnya simulasi Ketua Umum Prabowo Subianto ketika dipasangkan dengan Gibran Rakabuming Raka, Erick Thohir, dan Abdul Muhaimin Iskandar.
Pasangan Prabowo-Gibran meraih suara responden sebanyak 38,8 persen. Simulasi tersebut unggul dari pasangan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Salahuddin Uno dengan perolehan sebesar 33,1 persen. Sedangkan, pasangan Anies Rasyid Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 16,4 persen.
"Dari simulasi tiga ini kita bisa melihat bahwa yang paling unggul, tertinggi adalah Prabowo-Gibran," ujar peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa lewat rilis daringnya di Jakarta, Senin (14/8/2023).
Simulasi kedua adalah dipasangkannya Prabowo dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Pasangan tersebut mendapatkan suara dari responden sebesar 38,9 persen. Sedangkan pasangan Ganjar-Sandiaga (34,4 persen) dan Anies-AHY (15,8 persen).
Ketiga, dipasangkannya Prabowo dengan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Pasangan tersebut meraih 37,5 persen suara publik, kembali unggul dibandingkan Ganjar-Sandiaga (35,9 persen) dan Anies-AHY (20,2 persen).
Simulasi selanjutnya, dipasangkannya Prabowo dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar. Pasangan tersebut meraih 36,5 persen suara, teratas dibandingkan Ganjar-Sandiaga (36,2 persen) dan Anies-AHY (20,5 persen).
"Jadi, dari data ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa pertama, siapapun wakil dari Pak Prabowo itu relatif beliau melampaui pasangan lainnya," kata Ardian.