Senin 21 Aug 2023 13:09 WIB

PDIP Merasa Dikeroyok, Tuding Lawan Politik Terapkan Devide at Impera

PDIP hari ini akan umumkan sanksi kepada Budiman, mundur atau dipecat.

Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto dan politisi PDIP Budiman Sudjatmiko berfoto bersama dalam acara Deklarasi Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023). Dalam acara itu, Budiman mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo sebagai calon presiden Pilpres 2024.
Foto:

Langkah Budiman Sudjatmiko dan senior PDIP lainnya, yakni Effendi Simbolon yang menyatakan dukungan kepada Prabowo sepertinya berdampak pada pencalonan keduanya di Pemilu 2024. Baik Budiman dan Effendi diketahui tidak masuk dalam Daftar Calon Sementara (DCS) anggota DPR Pemilu 2024 dari PDIP.

 

Nama Budiman dan Effendi tak diusung PDIP sebagai calon legislator diketahui setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan DCS Anggota DPR RI pada Sabtu (19/8/2023). Dalam DCS itu, terdapat 9.919 nama bakal calon anggota legislatif (caleg) DPR yang diusung 18 partai politik untuk bertarung di 84 daerah pemilihan (dapil). 

Setelah mengecek nama-nama 580 bakal caleg DPR yang diusung PDIP untuk 84 dapil, Republika tak menemukan nama Budiman dan Effendi. Ini merupakan kali pertama bagi Budiman dan Effendi tidak diusung PDIP sebagai kandidat anggota DPR.

Budiman selalu didaftarkan sebagai caleg PDIP dalam tiga pemilu sebelumnya. Pada Pemilu 2009 dan 2014, Budiman berhasil mendapatkan kursi anggota DPR setelah memenangkan pertarungan di Dapil Jawa Tengah VIII. Pada Pemilu 2019, Budiman gagal melenggang ke Senayan usai kalah raihan suara di Dapil Jawa Timur VII. 

Adapun Effendi Simbolon selalu diusung PDIP dalam empat pemilu terakhir. Effendi pertama kali diusung pada Pemilu 2004 dan berhasil melenggang ke Senayan usai menang di Dapil Jakarta I. Dia lantas menang berturut-turut di Dapil Jakarta III pada Pemilu 2009, 2014, dan 2019. Kini, dia merupakan anggota Komisi I DPR. 

Perkara Effendi didepak dari daftar bakal caleg PDIP ini sebenarnya sudah sempat berembus sejak awal Agustus 2023. Ketika itu, mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean mengaku maju sebagai bakal caleg PDIP untuk menggantikan posisi Effendi di Dapil Jakarta III. 

Ketika itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tak memberikan jawaban tegas ketika dikonfirmasi soal Effendi digantikan oleh Ferdinand. Kendati begitu, dalam DCS yang diumumkan KPU, nama Ferdinand muncul sebagai bakal caleg PDIP untuk Dapil Jakarta III dengan nomor urut 5.

 

Sebelumnya, pada 7 Juli 2023, Effendi Simbolon mengundang Prabowo hadir dalam acara Rakernas ke-16 Punguan Simbolon Dahot Boruna Indonesia (PSBI) di Jakarta. Dalam acara itu, Prabowo diberikan kesempatan berpidato. Adapun Effendi menyebut Prabowo adalah sosok yang tepat untuk melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi. 

DPP PDIP lantas memanggil Effendi untuk menyampaikan penjelasan atas pernyataan tersebut. Namun, hingga kini tak jelas sanksi yang diberikan kepada Effendi. 

Sebelas hari berselang usai Effendi memuji Prabowo, giliran Budiman yang memuji Ketua Umum Partai Gerindra itu. Budiman menyebut orang Indonesia layak mendapatkan pemimpin seperti Prabowo. 

Pujian itu disampaikan Budiman ketika dirinya mengunjungi kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada 18 Juli 2023. Manuver politik Budiman itu ternyata tanpa sepengetahuan partainya. Setelah itu, DPP PDIP memanggil Budiman, tapi tak menjatuhkan sanksi apa pun. 

Pemanggilan itu ternyata tak membuat Budiman ciut. Mantan aktivis reformasi 1998 itu pada Jumat (18/8/2023) secara terbuka menyatakan mendukung  Prabowo sebagai capres Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Budiman dalam acara deklarasi kelompok relawan Prabu di Semarang, Jawa Tengah, provinsi yang selama ini dianggap lumbung suara PDIP alias kandang banteng. 

photo
Ganjar digoyang oleh sejumlah isu dukungan elite PDIP ke capres lain. - (Republika/berbagai sumber)

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement