Kamis 17 Aug 2023 12:07 WIB

Ridwan Kamil Sebut Rekayasa Cuaca Jadi Salah Satu Solusi Atasi Polusi Udara

Pemerintah menilai kondisi polusi udara di Jakarta, tidak sehat. 

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kondisi polusi di langit Jakarta terlihat dari Gedung Perpustaakan Nasional, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil menegaskan, untuk menyelesaikan masalah polusi udara, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah merumuskan multi solusi. Salah satu solusi tersebut, kata dia, termasuk rekayasa cuaca untuk mendorong angin ke laut. Serta, merekayasa banyak hujan. Selain itu, ada work from home. 

"Ada 10 solusinya. Bogor, Depok, Bekasi masuk dalam kontriubusi commiting. Di antara 10 itu akan kami lakukan. Jadi saya titip. Jangan dipotong, seolah parsial. Padahal kami komprehensif," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Kamis (17/8/2023).

Urusan polusi ini, menurut Emil, presiden menyatakan multi solusi. Pertama, industri diberi scrabber atau peredam polusi. Batubara perlahan diganti dengan energi terbarukan, contohnya di Cirata ada solar cell. 

Kemudian, kata dia, konversi kendaraan listrik, itu ada subsidi dinaikkan dari Rp 7 juta ke Rp 10 juta, agar motor biasa beralih ke motor listrik. LRT akan diterapkan, sehingga ada subsidi silang. 

"Mereka yang membawa kendaraan akan menyubsidi kendaraan publik, hasil anggaran dari dana dari LRT," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah menilai kondisi polusi udara di Jakarta sudah berada diangka 156 dengan keterangan tidak sehat. Hal tersebut diakibatkan emisi transportasi, aktivitas industri di Jabodetabek serta ondisi kemarau panjang sejak tiga bulan terakhir. 

Presiden Joko Widodo merespon kondisi tersebut dengan menginstruksikan kepada sejumlah menteri dan Gubernur untuk segera menangani kondisi polusi udara dengan memberlakukan kebijakan WFH untuk mengatasi emisi transportasi, mengurangi kendaraan berbasi fosil dan beralih menggunakan transportasi massal, memperbanyak ruang terbuka hijau, serta melakukan rekayasa cuaca. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement