Rabu 02 Aug 2023 18:15 WIB

Begini Alasan Pemkot Depok Naikkan Tarif Berobat di Puskesmas

Pemkot Depok meyakini kenaikan tarif Puskesmas dorong masyarakat ikut JKN.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
UPTD Puskesmas Beji di Kecamatan Beji, Kota Depok, Selasa (1/8/2023). Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengeluarkan kebijakan baru soal tarif layanan kesehatan yang ditetapkan naik sesuai dengan Peraturan Wali Kota (Perwal) Depok yang baru-baru ini dikeluarkan.
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
UPTD Puskesmas Beji di Kecamatan Beji, Kota Depok, Selasa (1/8/2023). Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengeluarkan kebijakan baru soal tarif layanan kesehatan yang ditetapkan naik sesuai dengan Peraturan Wali Kota (Perwal) Depok yang baru-baru ini dikeluarkan.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menaikkan tarif layanan puskesmas di wilayahnya hingga lima kali lipat dari harga sebelumnya. Aturan yang baru akan berlaku pada 7 Agustus tersebut, dikatakan sesuai dengan peraturan wali kota (Perwal) baru terkait Pedoman Umum dan Penetapan Tarif Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok kemudian menjelaskan alasan dibuatnya aturan yang baru disahkan pada Senin (31/7/2023) tersebut. Seperti demi mendorong warga agar mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

"Untuk mendorong masyarakat supaya ikut JKN atau KIS. Karena selama ini mungkin masyarakat belum memerlukan, karena kalau sakit ke puskesmas cuma bayar Rp 2.000. Sehingga misal sakit parah dan harus dirujuk mereka tinggal Bansos," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati, Rabu (2/8/2023).

Menurutnya, program JKN-KIS seharusnya bisa diprioritaskan masyarakat. Hal ini karena kesehatan merupakan modal utama setiap orang dalam beraktivitas.

Alasan lainnya adalah target Universal Health Coverage (UHC) sebesar 85 persen pada 2024. "Target universal health coverarge 2024, artinya 85 persen warga Depok sudah ikut JKN atau KIS. Masyarakat Depok tertib administrasi," katanya.

Puskesmas di Depok yang saat ini sudah menjadi BLUD, kata Mary, diharapkan juga bisa secara mandiri memenuhi biaya operasionalnya. Sehingga tarif berobat di puskesmas akhirnya diputuskan untuk dinaikkan.

"Puskesmas saat ini jadi BLUD. Sehingga dengan BLUD, diharapkan puskesmas bisa memenuhi standar biaya operasional yang menjadi beban untuk operasional puskesmas secara mandiri," ujarnya.

Kebijakan ini kemudian membuat tarif rawat jalan pagi yang sebelumnya hanya sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 10 ribu atau naik 500 persen. Sementara, untuk layanan sore, layanan gawat darurat, dan hari libur dikenakan tarif sebesar Rp 15 ribu untuk warga Depok.

Ada juga tarif layanan kesehatan bagi pasien yang bukan merupakan warga Kota Depok, yaitu sebesar Rp 20 ribu untuk layanan pagi. Sementara untuk layanan sore, layanan gawat darurat dan di hari libur dikenakan tarif sebesar Rp 30 ribu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement