Jumat 14 Jul 2023 11:41 WIB

Ada Warga di Jakarta Tinggal di Atas Tumpukan Sampah, Sementara Rusunawa Dihuni Orang Kaya

Warga RT 17 RW 4 Kapuk Muara tinggal di rumah panggung di atas tumpukan sampah.

Kondisi rumah panggung warga RT 17 RW 04 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara yang kolong rumahnya dipenuhi tumpukan sampah pada Kamis (13/7/2023).
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Kondisi rumah panggung warga RT 17 RW 04 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara yang kolong rumahnya dipenuhi tumpukan sampah pada Kamis (13/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Haura Hafizhah, Eva Rianti

Tahukah Anda, bahwa masih ada warga di Ibu Kota Jakarta yang tinggal di atas tumpukan sampah bermodalkan rumah panggung seadanya dengan dinding dari triplek yang disangga oleh beton dan kayu. Mereka adalah warga yang tinggal di RT 17 RW 4 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara.

Baca Juga

Berdasarkan pantauan Republika pada Kamis (13/7/2023), untuk menuju rumah panggung itu harus melewati gang kecil yang amat sempit. Pada siang hari gang tersebut gelap. Sinar matahari masuk hanya dari celah-celah bangunan rumah.

Rumah panggung tersebut hanya dibangun dengan triplek yang lusuh dan penyangga dengan beton dan kayu. Di kolong rumah panggung tersebut banyak sampah. Bahkan, ayam pun singgah di tumpukan sampah tersebut.

Warga berlalu lalang dengan tak acuhnya. Lalu lalang lalat dan bau tidak sedap menghampiri penciuman panca indra mereka. Anak-anak pun berlari di tengah jalan sempit yang dilalui motor.

Salah satu warga RT 17 bernama Siti (30 tahun) mengatakan memang dari dahulu di lingkungan RT 17 ada sampah di kolong rumah panggungnya. Namun, ia mengaku tetap nyaman untuk tinggal di rumahnya sendiri.

"Dari dulu memang ada sampahnya. Tapi kita sehat-sehat saja. Kan ada pembuangan sampah juga di ujung," kata Siti yang sudah tinggal selama 17 tahun.

Ihwal rencana Pemprov DKI Jakarta merelokasi warga RT 17 RW 04 ke Rusunawa, Siti merespons dengan kembali menyatakan, bahwa ia sudah nyaman tinggal di lingkungan RT 17.

"Saya beli rumah ini. Ada surat jual-belinya. Kalau mau dipindahin ya asal ada uang ganti rugi. Tapi saya udah nyaman si di sini. Aman juga di sini sudah tahu orang-orangnya," kata dia.

Siti tidak mau menyebut harga rumah yang ia beli. Namun, secara tidak sengaja ia membeberkan harga rumah di depannya yang kosong.

"Ini yang di depan rumah saya harganya Rp 40 juta belum ada yang beli. Kan ini lahan di sebelah saya juga kosong belum ada yang beli tanahnya. Kita mah nggak gratis tinggal di sini. Kita beli," kata dia.

Menurutnya, ia hanya memberikan iuran uang kebersihan secara sukarela. Maka dari itu, tidak ada petugas yang membersihkan kolong rumah panggungnya.

"Ya sukarela aja si kaya Rp 5 ribu. Nggak ada petugas juga sih yang bersihin kolong sampahnya sudah nyatu sama tanah gitu susah itu," kata dia.

Siti mengaku dirinya bukan warga asli DKI Jakarta, melainkan warga dari Banten yang mencari pekerjaan di Jakarta.

"Kebanyakan di sini orang Balaraja, Tangerang, Banten. Ini sederet dari Balaraja semua," kata dia.

Republika lalu menyusuri jalan di RT 17 tersebut. Terdapat motor bermerek Yamaha Nmax dan Honda PCX. Sampai ujung jalan terdapat lahan untuk menaruh sampah. Sampah tersebut pun menggunubg di tengah-tengah pemukiman warga yang kumuh.

Sementara itu, Ketua RT 17 Kelurahan Kapuk Muara Udin mengatakan tidak tahu menahu terkait rencana relokasi warga RT 17 yang akan dipindahkan ke Rusunawa.

"Nggak tahu saya. Belum ada informasi. Saya nggak tahu," kata dia saat ditemui Republika, kemarin.

Sebelumnya diketahui, Pemprov DKI Jakarta mengatakan akan membahas mengenai nasib warga yang tinggal di atas tumpukan sampah di mawasan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara dengan Pemerintah Kota Jakarta Utara. Rencananya dilakukan upaya pemindahan warga ke rumah susun sewa (rusunawa) agar menempati tempat tinggal yang lebih layak.

"Kita koordinasikan dengan teman-teman wilayah, wali kota, untuk mendata," kata Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta Retno Sulistiyaningrum dalam rapat bersama Komisi D di gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Pendataan itu dilakukan untuk mencari tahu jumlah warga Kapuk Muara yang ber-KTP DKI dan ber-KTP non DKI. Untuk diketahui, rusunawa milik Pemda hanya diperuntukkan bagi warga ber-KTP DKI.

Retno menyebut, ada sejumlah rusunawa yang masih tersedia untuk menampung para warga Kapuk Muara. Dia berharap para warga bersedia dan bisa berpindah ke rumah susun.

"Unitnya sudah ada, tapi kita sedang verifikasi apakah warga tersebut ber-KTP DKI atau tidak," tutur dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement