Senin 10 Jul 2023 15:53 WIB

Pj Heru Serahkan Revitalisasi Blok G Pasar Tanah Abang ke PD Pasar Jaya

Lokasi Blok G Pasar Tanah Abang yang tidak terurus disebut sering disalahgunakan.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Erik Purnama Putra
Kondisi bangunan terbengkalai di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kondisi bangunan terbengkalai di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Blok G Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat kini kondisinya memprihatinkan setelah lama tidak terurus. Lokasi itu disebut-sebut menjadi sarang warga tertentu yang mabuk dan mengonsumsi sabu. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pun tidak tinggal diam menyikapi hal itu.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya menyerahkan persoalan revitalisasi pasar ke Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya. "Iya kalau pasar, kita lihat nanti PD Pasar Jaya. Nanti, kalau yang masalah kriminal suruh Pak Wali Kota Jakarta Pusat," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Senin (10/7/2023).

Sebelumnya, muncul kabar terjadi penyalahgunaan di Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kondisi bangunan memang jorok lantaran banyak sampah. Menyikapi hal itu, Komisi B DPRD DKI Jakarta menyatakan bakal segera memanggil PD Pasar Jaya sebagai BUMD DKI yang mengelola Blok G.

"Secara umum berdasarkan informasi yang saya dapat dari masyarakat dan para pedagang di sekitar sana memang sudah ada keluhan di sekitar sana tentang penanganan pengelolaan pasar yang di bawah Pasar Jaya ini," kata Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail kepada wartawan di Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Ismail menyebut, keluhan itu beragam mulai dari aspek kebersihan, keamanan, hingga aspek ketertiban dan kerapian. Keluhan itu, kata dia telah disampaikan dalam satu tahun belakangan ini. Berbagai aspek itu corongnya berefek pada berkurangnya pengunjung di blok tersebut.

"Para pedagang melaporkan fenomena sepinya pasar, di situlah mereka break down faktor-faktor yang menyebabkan sepinya pasar, salah satunya karena tidak terawat sarana dan prasarana. Akhirnya pedagang justru pindah meninggalkan kios-kios," tutur politikus PKS tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement