Kamis 22 Jun 2023 03:19 WIB

Megawati Ungkap Pentingnya Riset Gali Kelautan di Indonesia

Riset bisa dimanfaatkan bagi pengembangan kegiatan ekonomi biru

Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof.Dr (HC) Megawati Soekarnoputri
Foto: istimewa
Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof.Dr (HC) Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof.Dr (HC) Megawati Soekarnoputri, menyebut kerja sama antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) bisa berimbas positif ke sisi kelautan Indonesia. 

Terlebih lagi, Pushidrosal sudah mampu memetakan apa yang disebut laut dalam di Indonesia melalui ekspedisi Jala Citra I, II, dan III. 

Baca Juga

Megawati mengatakan itu saat menjadi pembicara dalam Seminar Internasional Hari Hidrografi Dunia Tahun 2023 dengan tema “Hydrography-Underpinning The Digital Twin of The Ocean” di Gedung Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (21/6/2023). 

"Kerja sama antara Badan Riset Inovasi Nasional dan Pusat Oceanografi TNI AL (Pushidrosal) menjadi bukti. Pushidrosal telah berhasil memetakan Laut Dalam Indonesia melalui ekspedisi Jala Citra I, II, dan III. Hasil ekspedisi Jala Citra tersebut telah membawa Pushidrosal ke panggung dunia dengan diterimanya sebagai Anggota Tetap Hidro Oseanografi Dunia di bawah UNESCO," kata Megawati.

Megawati mengatakan berbagai temuan data dan informasi laut hasil kerja sama Pushidrosal bersama BRIN, nantinya bisa dimanfaatkan bagi pengembangan kegiatan ekonomi biru yang berkelanjutan. 

"Saya percaya, bahwa melalui riset dan inovasi, serta kerja sama dengan seluruh stakeholders di dalam menggali semua potensi kelautan Indonesia, akan mempercepat jalan kemakmuran Indonesia," ujar Presiden kelima RI tersebut. 

Megawati kemudian mengatakan penting bagi Indonesia melakukan penelitian terhadap sisi kelautan, terutama untuk mengetahui kandungan yang ada dalam perairan di Tanah Air. 

"Laut ini menghadapi banyak ancaman, baik dari strategi militernya juga merupakan perubahan iklim dunia. Akibat global warming menjadikan perhatian terhadap hydro sosiografi menjadi makin penting. Dengan dasar hal itu seminar internasional hari ini dengan tema Digital Twin Of The Ocean sangat diperlukan guna mengangkat peran saint dan teknologi dalam menciptakan gambaran digital samudera. Dalam BRIN saya telah berupaya untuk membuat lompatan," ujar Megawati.

Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya (TNI) Ahmadi Heri Purwono menyatakan, pengembangan dan penerapan konsep digital di bidang kelautan sangat penting bagi Indonesia maupun secara global.

"Model digital kelautan yang komprehensif dapat diberdayakan untuk berbagai tujuan. Di antaranya untuk keamanan navigasi, memperkuat sumber daya maritim secara efisien, memperdalam pemahaman lingkungan maritim, serta mengembangkan pemodelan iklim," kata Ahmadi Heri Purwanto.

Wakasal menjelaskan, konsep digital twin of the ocean memegang peran penting bagi komunitas global. Konsep tersebut mewakili visi Indonesia untuk membuat gambaran digital seluruh wilayah lautan secara detail dan akurat yang saling terhubung.

"Dengan membangun konsep digital tersebut, kita dapat memantau dan menganalisa kondisi dan perubahan lautan dengan lebih baik, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan berbasis informasi yang akurat," jelas Ahmadi.

Ahmadi juga menjelaskan, digital twin of the ocean membuka akses bagi para peneliti, industri komersial, dan penegak hukum, serta berpotensi mendorong pengambilan keputusan berbasis data yang revolusioner.

Pendekatan transformasional ini, lanjut Ahmadi, tidak hanya akan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, tapi juga memungkinkan terselenggaranya manajemen yang efektif terhadap ekosistem maritim melalui upaya yang berkelanjutan.

"Data hidrografi yang berkualitas memegang peranan penting untuk memastikan keberhasilan berbagai operasi angkatan laut. Informasi yang akurat sangat penting untuk menjamin keamanan dan efisiensi aktivitas maritim," paparnya.

Menurut Ahmadi, ketika dunia dihadapkan pada kompleksitas keamanan maritim, maka penting bagi komunitas hydrografi global untuk berkolaborasi lebih erat dan melaksanakan pertukaran informasi.

Karena itu, jelas Ahmadi, seminar internasional yang digelar ini memberikan kesempatan sangat penting bagi kita untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan pengembangan kemampuan bidang hydrografi.

"Melalui interaksi dalam seminar ini kita dapat mengembangkan upaya kolektif dan mengekplorasi berbagai terobosan untuk mengatasi berbagai tantangan yang akan datang," tandas Ahmadi.

Lebih dari itu, Ahmadi menyebut betapa pentingnya bagi kita untuk menggarisbawahi, bahwa pada tahun 2021 hingga 2030, oleh PBB ditetapkan sebagai dekade ilmu pengetahuan kelautan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

"Selaras dengan inisiatif global tersebut, kita dapat memanfaatkan forum ini untuk membangun soliditas sehingga dapat berkontribusi bagi pertumbuhan maritim global secara berkelanjutan. Menganalisa tentang digital twin of the ocean dari berbagai perspektif, mengeksplorasi data, maupun pelayanan data yang diharapkan," papar Ahmadi.

Seminar internasional itu dihadiri Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, hingga Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga. 

Sejumlah tokoh diketahui turut hadir dalam acara tersebut seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Prof. De.Dwikorita Karnawati, Director of Research and Technology Centre, University of Kiel, Germany Prof. Dr. Roberto Mayerle, Chief Hydrographer Malaysia Rear Admiral Dato' Hanafiah Bin Hassan, serta Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut Laksda TNI Dr. Iwan Isnurwanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement