Rabu 21 Jun 2023 15:04 WIB

Demokrat: Rekonsiliasi dengan PDIP Seperti Jalan Tuhan

Politikus Demokrat sebut rekonsilitasi partainya dengan PDIP seperti jalan tuhan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. Politikus Demokrat sebut rekonsilitasi partainya dengan PDIP seperti jalan tuhan.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. Politikus Demokrat sebut rekonsilitasi partainya dengan PDIP seperti jalan tuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron mengatakan, ada peran Tuhan dalam proses rekonsiliasi antara partainya dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Semua momentum yang berkaitan dengan dua partai politik yang pernah memimpin pemerintahan itu bak gayung bersambut.

Jalan Tuhan tersebut dimulai saat Ketua DPP PDIP, Puan Maharani menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang masuk ke dalam kandidat calon wakil presiden (cawapres) untuk Ganjar Pranowo. Pernyataan tersebut langsung membuka ruang komunikasi antara Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dengan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Baca Juga

"Rentetannya ini kan seperti jalan Tuhan, rentetannya itu hal yang tidak direncanakan," ujar Herman di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (21/6/2023).

Jalan Tuhan tersebut akhirnya terealisasi lewat pertemuan antara AHY dan Puan di Plataran Senayan, Jakarta. Dari pertemuan tersebut, keduanya menghormati keputusan politik masing-masing dan bersepakat untuk menghadirkan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang damai.

Bak gayung bersambut, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menceritakan mimpinya bertemu dengan Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo (Jokowi), dan Presiden ke-8 Republik Indonesia.

"Mimpi Pak SBY itu menurut saya bisa jadi ini adalah petunjuk Tuhan, bahwasanya yang selama ini memang ada kesalahpahaman. Barangkali yang pada akhirnya seakan-akan seolah-olah, karena pada momentum-momentum tertentu sebetulnya Pak SBY dan Bu Mega juga bertemu," ujar Herman.

Pertemuan antara AHY dan Puan juga disebutnya memecah pembatas antara PDIP dengan Partai Demokrat yang selama ini kerap disebut berselisih. Peluang pertemuan antara SBY dengan Megawati juga disebutnya sangat terbuka.

"Mudah-mudahan ini adalah momentum yang penting, yang pada saatnya nanti bisa ketemu Pak SBY, Pak Jokowi, Bu Mega, gitu ya. Karena sama-sama menurut saya ini adalah tokoh-tokoh bangsa yang bisa menguatkan moril dan semangat menuju Indonesia lebih baik ke depan," ujar anggota Komisi VI DPR itu.

Presiden ke-6 Republik Indonesia SBY menceritakan mengenai mimpi terbarunya di Twitter resmi pada Senin (19/6/2023). Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu bermimpi pergi bersama naik kereta dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan bertemu Presiden ke-8 RI, yang masih menjadi misteri.

Dalam cuitannya, SBY menceritakan bahwa Jokowi mendatangi kediamannya di Cikeas kemudian keduanya menjemput Megawati. Setelahnya, SBY dan Jokowi serta Megawati bersama menuju Stasiun Gambir dalam mimpi itu.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," kata SBY beserta petikan *SBY* yang menandakan cuitan tersebut ditulis langsung olehnya, dikutip Republika di Jakarta pada Senin.

SBY mengatakan, dalam mimpinya di Stasiun Gambir sudah menunggu sang Presiden ke-8 RI. Presiden ke-8 yang bakal dipilih pada 2024 itu berbincang-bincang sebelum memberikan tiket kereta api untuk ketiga sosok tersebut.

"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 dan beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," kata SBY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement