REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah pegiat literasi di Cicalengka, Kabupaten Bandung, menolak rencana perobohan stasiun bersejarah Cicalengka di Kabupaten Bandung untuk pembangunan stasiun baru. Mereka melayangkan petisi penolakan di laman change.org dengan judul "Jangan Hancurkan Stasiun Cicalengka yang Bersejarah!".
Seperti dilihat, 1.494 orang telah mendatangani petisi penolakan perobohan stasiun bersejarah tersebut dari total target 1.500 tandatangan.
Pegiat literasi Cicalengka Hafidz Azhar yang menulis petisi tersebut menerangkan bahwa Stasiun Cicalengka yang diresmikan tahun 1884 silam ini menyimpan memori kolektif jejak para tokoh bangsa. Salah satunya, yaitu saat presiden pertama Indonesia Sukarno ditangkap di Yogyakarta pada tahun 1929, ia berhenti di Cicalengka untuk dibawa ke penjara Banceuy.
Selain itu, Douwes Dekker pernah menyinggahi Stasiun Cicalengka pada tahun 1918. Arsitek Wolff Schoemaker pernah menjejaki Stasiun Cicalengka ketika akan menyampaikan ceramah di Pesantren Fathul Khoer.
"Jika proyek pembangunan stasiun kereta api berimbas pada penghancuran Stasiun Cicalengka yang bersejarah, kami selaku Lingkar Literasi Cicalengka menolak keras," seperti dikutip dalam petisi tersebut dan telah dikonfirmasi kepada yang bersangkutan, Ahad (18/6/2023).
Renovasi tak harus merobohkan bangunan...