Senin 05 Jun 2023 18:27 WIB

Anak tak Tertampung di SMPN Depok, Disdik Minta Orangtua Maklum

Karena SMPN di Kota Depok minim, Disdik minta orangtua maklum anaknya tak tertampung.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Bilal Ramadhan
Siswa SD Negeri Anyelir I, Depok. Karena SMPN di Kota Depok minim, Disdik minta orangtua maklum anaknya tak tertampung.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Siswa SD Negeri Anyelir I, Depok. Karena SMPN di Kota Depok minim, Disdik minta orangtua maklum anaknya tak tertampung.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengatakan sedang berupaya menambah jumlah sekolah negeri untuk tingkat sekolah menengah pertama (SMP), di tengah minimnya sekolah negeri di wilayah tersebut. Penambahan dibutuhkan untuk menampung puluhan ribu siswa dari 214 sekolah dasar (SD) negeri, sementara SMP negeri hanya berjumlah 33 saja.

Kabid Pembinaan SMP Disdik Kota Depok, Joko Soetrisno mengatakan, tahun ini Pemkot sedang membangun tiga SMP negeri, yaitu SMP negeri 27, 29 dan 30. Sekolah-sekolah tersebut berada di Kecamatan Cimanggis, Cipayung dan Pancoran Mas.

Baca Juga

"Untuk tahun 2024 kita akan membangun SMP 34, nanti kita coba masukkan ke PPDB online. Sehingga nanti ada tambahan sekitar 4 lokal lah gitu tempat rombongan belajar (rombel)," kata Joko Soetrisno di kantornya, Senin (5/6/2023).

Menurutnya, kondisi minimnya SMP negeri di Depok terjadi karena masalah lahan yang terbatas. Pertumbuhan jumlah penduduk di Depok juga disebutnya mempengaruhi kondisi ini, sehingga sinergi dengan swasta sangat diperlukan.

Joko kemudian mengharap para orang tua siswa memahami bahwa tidak semua anak akan tertampung di sekolah negeri. Ia juga menyebut kualitas sekolah swasta dan negeri saat ini sudah saling bersaing. Siswa yang tidak mampu juga dikatakannya diberi dana bantuan oleh pemerintah daerah.

"Kalau di sekolah negeri ini kan jumlahnya terbatas, enggak mampu untuk menampung sedemikian rupa. Kalau tahun lalu saja itu sekitar 25 ribu lebih lulusan SD, ya ini enggak mampu ditampung oleh rombel yang ada di SMP Negeri sebanyak 33 yang hanya bisa menampung sekitar 8 ribu lebih. Jadi selebihnya otomatis ke swasta," ujarnya.

Sebelumnya, Joko mengakui bahwa SMP negeri di wilayahnya masih minim. SMP negeri yang hanya berjumlah 33, disebut tidak mampu banyak menampung ribuan siswa dari 214 sekolah dasar (SD) negeri. 

"SMP itu sampai saat ini memang masih kurang banyak, dari sisi jumlah rombel, jumlah sekolah. Karena SD saja itu, 214 itu yang Negeri, belum swasta. Kebayang kan 400-an sekolah (SD) sementara jumlah sekolah SMP negeri yang ada itu hanya 33," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement