Tren elektabilitas Anies
Berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies Baswedan mengalami tren penurunan baik di simulasi 18 nama, 10 nama, empat nama hingga tiga nama. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menempati posisi ketiga dan terpaut jauh dari posisi kedua yang ditempati Ganjar Pranowo di kisaran 12-19 persen di berbagai simulasi.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, penurunan Anies Baswedan disebabkan beberapa faktor salah satunya tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi dan naiknya elektabilitas Prabowo.
Selama ini, kata Burhanuddin, Anies diframing sebagai capres yang merupakan antitesa dari Presiden Jokowi.
"Jadi Mas Anies ini alami dua tekanan sekaligus, pertama approval rating presiden Jokowi yang terus meningkat dan itu buat posisi Anies tertekan karena diframing sebagai capres yang tawarkan antitesa Jokowi sehingga ketika approval Presiden Jokowi naik. makin sedikit pemilih yang membeli narasi perubahan," ujar Burhanuddin dalam keterangannya, Ahad (4/6/2023).
Kedua, lanjut Burhanuddin, tren melemahnya suara Anies juga bersamaan dengan meningkatnya suara untuk Prabowo Subianto. Menurutnya, mesin kerja Gerindra yang saat ini terus gencar membuat pemilih Prabowo lama yang sempat lari ke Anies kini berbalik ke Prabowo.
"Juga ada penjelasan lain mengapa elektabilitas Mas Anies turun yaitu bersamaan tim Gerindra makin aktif bekerja dan itu membalik basis-basis lama yang sebelumnya sempat lari ke Anies. Contohnya adalah Jawa barat dan Banten," ujarnya.
Burhanuddin mengatakan, saat 2022 Anies berhasil menyalip elektabilitas Anies Baswedan. Namun 2023, perlahan tren Anies melemah 2023 dan kembali disalip Prabowo.
"Kemudian Pak Prabowo 2020 disalip sama Mas Ganjar kembali memyalip Mas Ganjar, terutama dalam beberapa survei terakhir," ujarnya.
Survei Indikator Politik ini dilakukan pada rentang 26-30 Mei 2023 dengan metode telepon secara acak ke 1.230 responden. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.