Senin 12 May 2025 11:12 WIB

1.500 Orang di Gaza Alami Kebutaan Akibat Serangan Israel

Sekitar 4.000 warga lainnya kini berisiko tinggi mengalami kebutaan.

Rep: Antara/WAFA/ Red: Qommarria Rostanti
Petugas medis Palestina merawat seorang anak yang terluka akibat pemboman Israel. Setidaknya 1.500 penduduk Gaza telah kehilangan penglihatan mereka akibat agresi militer yang brutal.
Foto: AP Photo/Saher Alghorra
Petugas medis Palestina merawat seorang anak yang terluka akibat pemboman Israel. Setidaknya 1.500 penduduk Gaza telah kehilangan penglihatan mereka akibat agresi militer yang brutal.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Genosida Israel yang tak kunjung usai di Jalur Gaza membawa dampak mengerikan bagi berbagai aspek kehidupan warga Palestina, termasuk layanan kesehatan mata yang kini berada di ambang kehancuran. Sumber-sumber medis setempat melaporkan data yang sangat mengkhawatirkan, di mana setidaknya 1.500 penduduk Gaza telah kehilangan penglihatan mereka akibat agresi militer yang brutal.

Lebih tragis lagi, sekitar 4.000 warga lainnya kini berisiko tinggi mengalami kebutaan karena luka-luka serius pada mata yang disebabkan oleh serangan-serangan rezim Zionis. Para dokter setempat melaporkan bahwa perang genosida dan gempuran Israel yang terus menerus itu telah mengganggu layanan bedah rumah sakit —terutama untuk penyakit retina, retinopati diabetik serta pendarahan internal terkait trauma.

Baca Juga

Rumah Sakit Mata Kota Gaza yang merupakan fasilitas utama untuk operasi mata di wilayah kantong Palestina itu terpaksa secara berulang menggunakan tiga gunting bedah. Kondisi dramatis ini meningkatkan risiko kematian terhadap pasien.

Persediaan obat-obatan penting seperti asam hialuronat dan benang bedah hampir habis dan banyak warga yang menderita cedera mata akibat ledakan bom Zionis yang sangat membutuhkan bahan-bahan medis tersebut. Tanpa obat-obatan itu, pengobatan tidak mungkin dilakukan, kata staf medis seraya memperingatkan bahwa tanpa intervensi internasional segera untuk memasok persediaan dan peralatan darurat, rumah sakit sama sekali tidak akan mampu melakukan operasi mata apa pun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement