Sabtu 03 Jun 2023 18:55 WIB

FKUB Aceh Desak Polisi Usut Pembakaran Balai Pengajian di Bireuen

Tindakan pelaku sudah mencederai toleransi beragama dan membuat keresahan.

Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki.

REPUBLIKA.CO.ID, 

 

 

 

BANDA ACEH -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus pembakaran balai pengajian di Kabupaten Bireuen, yang terjadi beberapa waktu lalu.

Ketua FKUB Aceh HA Hamid Zein mengatakan, pembakaran balai pengajian milik Muhammadiyah tersebut telah mencederai kerugian internal umat beragama. Ini karena mayoritas masyarakat di daerah itu penganut agama Islam.

"Kami mendesak dan menaruh harapan kepada kepolisian mengusutnya, sehingga terungkap siapa pelaku dan motifnya membakar balai pengajian tersebut," kata HA Hamid Zein, Sabtu (3/6/2023).

HA Hamid Zein mengatakan, balai pengajian tersebut berada di Gampong Meunasah Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen. Balai pengajian tersebut diduga dibakar orang tidak dikenal pada Selasa (30/5).

Menurut HA Hamid Zein, betapa tidak berakhlaknya pelaku yang membakar balai pengajian itu. Tindakan pelaku sudah mencederai toleransi beragama dan membuat keresahan di kalangan umat Islam.

"Tindakan tidak bertanggung jawab tersebut juga tidak sesuai dengan prinsip dasar syariat Islam serta merusak citra moderasi beragama di Provinsi Aceh," kata HA Hamid Zein.

Tidak hanya itu, tindakan pelaku sudah mengarah kepada bentuk penyebaran kebencian yang pada akhirnya berpotensi menyulut permusuhan di umat beragama di daerah itu, dan ada pada umumnya.

HA Hamid Zein juga mengatakan, masalah rencana pembangunan masjid di Gampong Meunasah Sangso tersebut sudah disampaikan secara resmi kepada Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki.

"Pj Gubernur Aceh juga sudah mengarahkan FKUB yang di dalamnya ada unsur Muhammadiyah bahwasanya untuk sementara waktu di lokasi pembangunan masjid, dibangun terlebih dahulu musala atau balai pengajian, sehingga tidak terjadi polemik berkepanjangan," kata HA Hamid Zein.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement