Kamis 01 Jun 2023 21:02 WIB

Heran Konflik di Papua, Megawati: Kalau Saya Masih Komandan, Saya Turunkan Berapa Batalion

Megawati mengaku bingung hingga kini persoalan di Papua tak menemukan jalan keluar.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agus raharjo
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan kata sambutan saat meninjau progres pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali, Senin (16/1/2023). KEK Sanur tengah ditransformasikan Kementerian BUMN untuk menjadi destinasi wisata komprehensif yang menonjolkan wisata kesehatan dan pariwisata.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan kata sambutan saat meninjau progres pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali, Senin (16/1/2023). KEK Sanur tengah ditransformasikan Kementerian BUMN untuk menjadi destinasi wisata komprehensif yang menonjolkan wisata kesehatan dan pariwisata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyoroti konflik Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang terjadi di Papua. Dia mengaku sedih sekaligus heran lantaran permasalahan tersebut hingga kini tak kunjung selesai.

"Rasanya saya sedih loh, ini bolehlah, kok urusan Papua saja menurut saya enggak selesai-selesai. Jadi saya sendiri terus bingung sendiri, terus saya sendiri mikir sendiri," kata Megawati saat peresmian Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno-369 di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/6/2023).

Baca Juga

Megawati mengatakan, ia sangat memahami kondisi di Papua. Sebab, ia sempat menjabat sebagai presiden Republik Indonesia. Namun, ia bingung mengapa sampai sekarang persoalan di Bumi Cenderawasih itu tidak juga menemukan jalan keluar.

"Karena saya bilang, saya pernah (jadi) presiden, saya tahu banget, bukannya tahu saja, yang namanya kan dulu saya juga bisa punya panglima, suka saya perintah. Jadi saya lihat, ini kenapa ya? Salahnya di mana ya?" ujar Ketua Umum PDIP itu.

Megawati pun mengaku ingin menerjunkan sejumlah batalion tentara ke Papua seiring dengan konflik bersenjata antara TNI dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Merdeka (TPNPB). Dia memandang TPNPB merupakan rakyat RI yang terprovokasi.

"Saya lihat yang maju ke Papua ini. Saya terus bilang, hmmm, kalau saya masih komandan, boleh toh, Pak, ngomong? Kalau saya masih komandan, saya turunkan di sana berapa batalion. Keren kan?" ucap dia.

Apalagi, kata Megawati, pasukan KKB tidak lebih banyak dari jumlah TNI. "Saya kan mikir ini (jumlah KKB) hanya segitu. Lah, kok, dipateni (dibunuh) dal, del, dal, del, matek," kata dia.

Megawati menyampaikan hal itu di depan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Muhammad Ali. Dia mengaku berani menyampaikan hal tersebut di depan para prajurit Angkatan Laut karena permasalahan ini harus terjawab.

"Tapi, karena saya bukan apa-apa lagi, ya, saya diam aja. Tapi, karena ini di Angkatan Laut, saya berani bicara. Kenapa? Ya itu kan harus dijawab (urusan Papua)," ujar Megawati.

Megawati lantas bicara mengenai heroisme. Dia menyinggung sosok Yos Sudarso yang bertempur gigih menggunakan KRI Macan Tutul. Bahkan, Yos Sudarso gugur di Laut Aru saat bertempur melawan Belanda dalam operasi pembebasan Irian Barat (kini Papua) pada 1962 silam.

"Saya ingat ketika yang namanya dengan heroik loh, hmm, tunggu, saya suka lupa namanya, Pak Yos Sudarso. Saya kenal baik dengan beliau, dengan ibunya. Bayangkan, pada waktu itu kan kapal Karel Doorman itu sudah masuk ke perairan kita. Padahal, pada waktu itu, apa nama kapalnya, ya, MTB, yes, itu Macan Tutul. Tapi kan, saya pikir perwiranya ini, wah, saya bilang ini hebat banget. Iya dia halangi kan," tutur Megawati.

"Bayangkan, Karel Doorman itu gede, lho. Saya nggak tahu ada fotonya lagi apa tidak. Jadi, bayangkan, hanya dengan si kecil ini (Macan Tutul) dihalangi. Dan, ya, apa boleh buat, beliau membaktikan dirinya di negeri ini," ujar Megawati menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement