REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Bidang Pengawasan Isi Siaran KPI, Aliyah, membantah pernyataan soal masih banyak televisi di Indonesia menayangkan program yang mendukung unsur lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Ihwal banyak, dia menyebut, hanya ada beberapa program televisi yang dianggap masih mempromosikan LGBT.
“Masih ada beberapa, yang menjadi sorotan baru-baru ini kan soal (program) Brownis. Itu kan berbasis aduan masyarakat, jadi bukan banyak,” kata Aliyah saat dikonfirmasi, Selasa (30/5/2023).
Menurut dia, tayangan yang memuat tindakan promosi LGBT memang menjadi ranah KPI untuk memberikan pembinaan, pemanggilan, hingga tingkat sanksi. Meski demikian, dirinya mengaku baru berencana memanggil stasiun televisi terkait.
“Jadi, kita akan arahkan supaya lembaga penyiaran untuk betul-betul mematuhi pemilihan host atau talent itu harus betul-betul,” ujar dia.
Aliyah menampik rencana pemanggilan tersebut dilakukan KPI setelah potongan tayangan viral di media sosial. Menurut dia, pemanggilan yang dilakukan KPI berdasarkan aduan masyarakat, meski nyatanya memang setelah viral. “Kan kita based on pengaduan masyarakat, pemantauan kita,” kata dia.
Desakan kepada KPI untuk menindak tegas program televisi yang dianggap mempromosikan LGBT merupakan buntut dari viralnya tayangan di salah satu televisi swasta yang menampilkan host gemulai dan kemudian mengajak senam atlet disabilitas.
Namun, Aliyah mengaku tak mau mengkritik acara tersebut. Menurut dia, secara utuh tayangan itu awalnya dinilai baik, meski berubah menjadi aneh saat mengajak senam atlet paragames.
“Jadi, loh kok tadi acaranya bagus, tapi tiba-tiba begini. Mudah-mudahan ini yang terakhir dan tidak dilakukan lagi,” kata Aliyah.