Ahad 21 May 2023 12:41 WIB

Pengamat: Dukungan Relawan ke Prabowo tak Mungkin Tanpa Restu Jokowi

Ganjar dan PDIP terancam tak maksimal dalam pemenangan Pilpres 2024.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus raharjo
Prabowo bertemu relawan Gibran dan Jokowi di angkringan omah Semar Solo, Jumat (19/5/2023).
Foto: Republika/Alfian
Prabowo bertemu relawan Gibran dan Jokowi di angkringan omah Semar Solo, Jumat (19/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai ada dua kemungkinan yang menyebabkan relawan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka bermanuver dengan menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Deklarasi dukungan relawan Jokowi ini dilakukan di Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

Dedi menilai, kekacauan soliditas relawan Jokowi yang mendukung Prabowo ini juga bisa jadi hasil dari manuver Jokowi sendiri. Hal ini karena, Dedi meyakini membelotnya relawan tidak mungkin tanpa restu Jokowi.

Baca Juga

Begitu juga Gibran yang ikut mendampingi relawan Jokowi mendukung Prabowo, tidak mungkin berani tanpa izin dari Jokowi. "Ini bisa saja hasil manuver Jokowi sendiri, ia pada dasarnya tidak suka berada dalam pengaruh Megawati, dan Ganjar tampaknya sulit dibebaskan dari kekuasaan Megawati, ini juga penanda kuat bahwa Jokowi pada dasarnya memainkan peran di dua kandidat, Ganjar dan Prabowo," ujar Dedi, dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Ahad (21/5/2023).

Alasan kedua, Dedi menyebut relawan Jokowi tidak terakomodasi oleh PDIP dalam pengusungan Ganjar sehingga banyak relawan tidak dapat melakukan negosiasi secara langsung pada Ganjar. Menurutnya, Ganjar telah kehilangan wibawa ketokohan dalam proses pengusungannnya.

"Karena terlalu dalamnya keterlibatan Jokowi dalam menentukan pencapresan Ganjar, sehingga Ganjar hanya dianggap sebatas wayang, tidak miliki keputusan kecuali hanya patuh dan tunduk pada instruksi Jokowi atau Megawati," ujar Dedi.

Hal ini menurut Dedi, membuat relawan tidak memiliki interaksi kedekatan dengan Ganjar secara langsung. Dedi melanjutkan, kondisi ini juga senada dengan apa yang dirasakan oleh Jokowi Mania yang lebih awal meninggalkan Ganjar.

Dedi menilai, kondisi ini membuat Ganjar dan PDIP terancam tidak maksimal dalam pemenangan pilpres. Ini karena soliditas internal PDIP dan Ganjar yang kurang kokoh.

"Ganjar dan PDIP terancam tidak maksimal dalam pemenangan, karena internal mereka akan saling curiga, antara Ganjar atau Prabowo yang sebenarnya diprioritaskan oleh Jokowi," ujarnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menuturkan, jika kondisi terus berlanjut maka akan menguntungkan koalisi lawan. Yakni, bakal calon presiden Anies Rasyid Baswedan yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Sebab, ketidaksolidan ini bisa memotivasi koalisi lawan untuk lebih solid memenangkan Anies.

"Anies bisa diuntungkan dengan cara agresif Jokowi menentukan dukungan di dua tokoh yang serba tidak pasti itu, bahkan dengan sikap Jokowi ini bisa memotivasi kelompok Anies semakin solid karena tahu sedang berhadapan dengan kekuasaan yang serba mapan, baik dari sisi struktur maupun logistik," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Jumat (19/5/2023) bertemu dengan perwakilan relawan Jokowi se-Jateng dan Jatim di Angkringan Omah Semar, Solo. Yang mengejutkan dari pertemuan itu adalah para relawan menyatakan dukungannya kepada Prabowo menjadi capres 2024.

Prabowo mengatakan bahwa sebelumnya bahwa pihaknya sempat ke Pekalongan dan ke Semarang, Jawa tengah. "Kebetulan saya di Jawa Tengah tadi pagi dari Pekalongan, kemudian sore ke Semarang malam-malam ke sini (Solo) besok (Sabtu) ke Jawa Timur," Prabowo.

"Saya mampir minta waktu mau ketemu Mas Wali ya jadi ternyata kok disambut seperti ini luar biasa," katanya.

Dampak dari pertemuan tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku dipanggil oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto ke Jakarta. Gibran diminta menghadap ke DPP PDIP pada Senin (22/5/2023).

"(Respons partai?) Bukan teguran tapi saya hari Senin pagi saya menghadap ke DPP, eh dipanggil," kata Gibran ketika ditemui di Benteng Vastenburg, Sabtu (20/5/2023).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement