Sabtu 13 May 2023 21:15 WIB

Hadapi Tahun Pemilu, Jaga Perdamaian dan Toleransi Bangsa Indonesia

Menurut Muhadjir, ajaran Hindu memiliki kesamaan seperti agama Islam usai hari raya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
Foto: Dok Republika
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta situasi bangsa yang kondusif perlu dijaga bersama agar tetap sejuk dan damai juga toleran dan saling menghormati. Apalagi, menurut Jokowi, memasuki tahun politik 2023, persatuan dan kesatuan harus dijaga dengan sungguh-sungguh.

"Karena itu saya mengajak umat Hindu di mana pun berada untuk menjalankan dharma agama dan dharma negara dengan penuh kesadaran. Melaksanakan kewajiban strada bhakti sebagai umat beragama dan pada saat yang sama menjaga serta menjunjung tinggi negara dan bangsa. Jaga NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Jokowi.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan secara daring dalam acara Dharmasanti Nasional Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945 yang diadakan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Balai Samudera, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (12/5/2023).

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy yang mewakili Jokowi memberi sambutan di lokasi menyatakan, setiap warga negara Indonesia (WNI) dari seluruh suku bangsa, agama, dan ras wajib menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.

Menurut dia, meskipun setiap warga negara Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, ras dan agama, tetapi untuk mewujudkan harmoni kesatuan harus memperkuat kesamaan. Dalam arti, kata Muhadjir, memperkuat kesamaan sebagai WNI dan menghargai berbagai perbedaan yang ada.

Muhadjir menyampaikan, semua pihak punya tanggung jawab untuk melestarikan dan memperkokoh persamaan serta  mencoba mengabaikan perbedaan, terutama perbedaan yang mengarah ke perpecahan dan ketidakrukunan. "Itu menjadi tanggung jawab kita semua," kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Sebagai contoh, menurut Muhadjir, dalam ajaran Hindu memiliki kesamaan seperti agama Islam dalam hal penyelenggaraan kegiatan berkumpul usai hari raya. Misalnya, di agama Hindu, usai perayaan Hari Suci Nyepi dilakukan kegiatan Dharmasanti. Dan di agama Islam sesudah Hari Raya Idul Fitri dilakukan kegiatan halal bihalal.

Kedua kegiatan tersebut tujuannya untuk memperkuat tali silaturahim dan persaudaraan. "Dharmasanti kalau dalam Agama Islam itu halal bihalal. Setelah berpuasa di bulan Ramadan kita Halal Bihalal. Setelah melaksanakan Nyepi kemudian Dharmasanti. Artinya, sebetulnya semua agama memiliki kesamaan-kesamaan satu sama lain," ucap Muhadjir.

Kegiatan Dharmasanti Nasional dihadiri pula Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Puspayoga, Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana, Dirjen Bimas Hindu Kemenag, dan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement