Kamis 11 May 2023 17:01 WIB

Tiga Menteri Nasdem Terancam Diganti, Willy: Kita Sami'na wa Atho'na ke Jokowi

Isu reshuffle kabinet muncul lagi setelah Nasdem semakin mendukung Anies Baswedan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu reshuffle terus menghantui Partai Nasdem. Isu itu masih terus bergulir setelah Partai Nasdem secara resmi mendeklarasikan diri mengusung Anies Rasyod Baswedan sebagai capres pada Pilpres 2024.

Saat ini, terdapat tiga menteri asal Nasdem yang bergabung di Kabinet Indonesia Maju. Ada Mentan Syahrul Yasin Limpo, Menkominfo Johnny G Plate, dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar.

Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, menanggapi santai isu reshuffle yang lagi-lagi berembus. Dia menekankan, Partai Nasdem sebagai pengusung Jokowi-Ma'ruf Amin mengikuti saja apa yang diputuskan RI 1. "Kita sami'na wa atho'na saja sama presiden," kata Willy di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Dia menuturkan, sejak awal Nasdem memang merupakan partai pendukung dari kabinet yang dibentuk Presiden Jokowi. Karena itu tentu Nasdem memiliki moral untuk senantiasa mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sampai berakhir pada 20 Oktober 2024. "Tapi, kami serahkan semuanya kepada presiden, kami tegak lurus apa sikap presiden, kami akan terima," ujar Willy.

Dia mengaku, tidak bisa memastikan apakah pada akhirnya tiga menteri dari Partai Nasdem terbebas dari reshuffle kabinet. Tapi, ia mempersilakan masyarakat melihat hubungan antara Partai Nasdem dan Presiden Jokowi selama ini.

Terkait Pilpres 2024, sambung dia, Partai Nasdem masih berkomitmen tidak cuma mengusung tapi memenangkan Anies Baswedan. Bahkan, Willy mengungkapkan, Nasdem sudah merasakan peningkatan antusiasme dari masyarakat.

"Keberadaan Nasdem yang sudah punya capres sendiri yang membuat kita lebih percaya diri dan itu ada di semua level," kata Willy.

Sebelumnya, isu reshuffle kembali mencuat usai Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung sinyal Nasdem yang kerap tidak diundang Presiden Jokowi. Apalagi, tiap pertemuan mengundang ketua-ketua umum dari partai pendukung pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement