Ahad 16 Apr 2023 17:24 WIB

Mabes TNI Sebut Lokasi Pilot Susi Air yang Disandera KKB Sudah Diketahui

Namun, operasi penyelamatan oleh TNI terkendala cuaca.

Rep: Febryan A/ Red: Andri Saubani
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua menawan pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens.
Foto: Istimewa
Pasukan kelompok separatis teroris (KST) Papua menawan pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono mengatakan, TNI sudah mengetahui lokasi pilot Susi Air, Phillip Marthens, yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua sejak 7 Februari 2023. Namun, operasi penyelamatannya terkendala cuaca. 

"Kondisi pilot sudah diketahui areanya. Operasi (penyelamatan) sudah semakin mengerucut dan terfokus. (Namun), yang paling menyulitkan dalam operasi ini adalah cuaca," kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Ahad (16/4/2023). 

Baca Juga

Julius menyebut, cuaca di Papua sangat tidak menentu. Bahkan, pasukan TNI sulit berkomunikasi menggunakan radio akibat buruknya cuaca di sana. 

Lebih lanjut, Julius mengatakan, bahwa Panglima TNI Yudo Margono memerintahkan agar operasi penyelamatan pilot Susi Air tetap dilanjutkan meski sudah ada prajurit TNI yang gugur. Panglima menekankan agar dilakukan "smart operation" untuk mengurangi jumlah prajurit TNI yang gugur.

"Panglima TNI secara terus menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal," kata Julius. 

Hal ini disampaikan Julius usai satu prajurit TNI gugur dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air itu. Julius mengatakan, satu prajurit gugur ketika pasukan gabungan TNI menyisir dan mendekati posisi KKB yang menyandera Philip Marthens di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu (15/4/2023). 

Namun, lanjut dia, anggota KKB ternyata menyerang pasukan TNI tersebut hingga mengakibatkan satu prajurit TNI terjatuh ke jurang sedalam 15 meter. Saat rekannya hendak membantu, anggota KKB menyerang ulang. Alhasil, Pratu Miftahul Arifin meninggal dunia. 

Julius mengatakan, usai serangan tersebut, pasukan operasi penyelamatan pilot Susi Air masih berada di sejumlah titik di sekitar lokasi penyerangan. Panglima TNI memerintahkan pasukan yang masih di lokasi untuk melakukan serangan balik tanpa ragu. "Panglima TNI dengan tegas menyampaikan untuk ambil tindakan jangan ragu-ragu," ujarnya. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement