Kamis 23 Mar 2023 23:50 WIB

GYPEM & Mahesa Institute Harap Hasil Olimpiade Bahasa Inggris Bermanfaat Luas

Meski berbasis daring, olimpiade dirancang dengan kurikulum nasional.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelajar mengisi soal di ujian daring (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pelajar mengisi soal di ujian daring (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekan ini secara serempak telah dilaksanakan English Olympiad gagasan Global Youth and Peace Education Movement (GYPEM) dari PT. Digital Edu Indonesia yang berkolaborasi dengan Mahesa Institute, salah satu lembaga di Kampung Inggris yang telah berdiri sejak tahun 1998. 

Ini bukan pertama kalinya, GYPEM sebagai platform kompetisi berskala nasional sudah untuk kesekian kalinya menyelenggarakan olimpiade berbasis online yang bisa diikuti oleh pelajar hingga mahasiswa seluruh Indonesia dari tempatnya masing-masing. 

Baca Juga

Meski berbasis daring, olimpiade dirancang dengan kurikulum nasional dan internasional yang telah dikurasi oleh para ahli di setiap bidang mata pelajaran. 

English Olympiad kali ini selain ditujukan untuk mencari juara-juara baru di bidang bahasa inggris, sekaligus ingin memperkenalkan Mahesa Institute sebagai salah satu pelopor pembelajaran bahasa Jnggris tertua di Kampung Inggris, yang memiliki banyak program untuk membantu masyarakat umum menguasai bahasa inggris.

Tercatat ada sebanyak 2.102 pelajar dari tingkat SD hingga Universitas yang serempak mengikuti English Olympiad minggu lalu. Soal-soal olimpiade kali ini dirancang menggunakan sistem Computer Based Test (CBT) sehingga memudahkan dan mempercepat penilaian. Para juara yang terpilih dinilai dari segi kecepatan dan ketepatan mereka dalam menjawab soal. 

Soal yang digunakan merupakan soal-soal TOEFL dari Mahesa Institute.

Selama 90 menit, setiap peserta harus berlomba mengerjakan 50 soal bahasa Inggris, di mana mereka hanya memiliki waktu sekitar kurang dari 2 menit saja untuk mengerjakan setiap soalnya.

Olimpiade ini menjadi ajang yang baik untuk melatih kecepatan peserta dalam memahami soal, memanajemen waktu, dan menemukan trik-trik khusus untuk mengerjakan soal dengan baik. 

Selain mengerjakan soal bahasa Inggris, GYPEM juga memberikan kegiatan menarik sebagai ciri khasnya di setiap kompetisi, yakni give away. 

Hadiah give away diberikan kepada 20 peserta berupa logam mulia seberat 0,05 gram. Hal ini menarik perhatian dan menambah semangat para peserta. Para pemenang tersebut yakni Aislynn Belltrixie Susanto dari SDK Aletheia Genteng yang meraih nilai 500 untuk tingkat SD.

Kemudian Akram Kamashuda Haris dari SMPN 1 Bangkalan yang meraih nilai 460 untuk tingkat SMP. Dan Nazzila Naskha Haddad dari MAN 14 Jakarta yang meraih nilai 480 untuk tingkat SMA. Adapun tingkat Universitas diraih oleh Mohammad Fahmi Fahriza dari UIN Raden Mas Said Surakarta yang meraih nilai 500. Sementata tingkat umun diraih oleh Risni Dwi Wahyuni yang meraih nilai 470.

Para pemenang mendapatkan hadiah berupa voucher dana pendidikan dari Mahesa Institute sebesar 1 juta rupiah untuk juara 1, 750 ribu rupiah untuk juara 2, 500 ribu rupiah untuk juara 3, dan 150 ribu rupiah untuk 10 besar di setiap jenjang. 

Para peserta yang belum berkesempatan menjadi juara juga turut mendapatkan voucher dana pendidikan sebesar 100 ribu rupiah per orang.

“GYPEM senang sekali bisa berkolaborasi dengan Mahesa Institute untuk English Olympiad kali ini. Kami sangat terbuka untuk berkolaborasi mengadakan berbagai kompetisi lainnya. GYPEM sangat senang jika bisa mewadahi para pelajar di Indonesia untuk semangat mengasah kemampuannya melalui olimpiade dari tempat mereka masing-masing," ujar Ahmad Qomaruddin selaku CEO dari PT. Digital Edu Indonesia dalam keterangan rilisnya.

Sistem olimpiade GYPEM yang paperless membuat para orang tua juga senang mengikutsertkan anak-anaknya. Selain karena cara mengikuti kompetisi yang mudah dan ramah teknologi, sistem penilaian olimpiade GYPEM juga terbilang cepat bahkan pemenang bisa diumumkan di hari yang sama. 

Manager Digital Marketing Mahesa Institute Muhammad Khoiruddin mengatakan ini salah satu kolaborasi terbaik dalam penyelenggaraan olimpiade adalah bersama GYPEM. 

"Semua sistem serba praktis karena mengandalkan digital dan teknologi, namun meski begitu kualitas soal tetap diperhatikan dengan baik. Mahesa Institute senang sekali bisa menyajikan soal-soal ini untuk ribuan pelajar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement