Sabtu 08 Nov 2025 22:03 WIB

Buang Air Lebih Sehat Tanpa Ponsel

Banyak yang suka menggunakan ponsel saat sedang di toilet. Namun, studi menunjukkan duduk lama di toilet dapat secara signifikan meningkatkan risiko ambeien. Berikut adalah tips untuk buang air besar yang lebih sehat.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Tom Wang/Depositphotos/IMAGO
Tom Wang/Depositphotos/IMAGO

Banyak yang suka membawa ponsel ke toilet sekadar untuk membaca pesan atau menggulir media sosial. Namun, apa yang nampak seperti hiburan di toilet ini bisa membuat kita tidak nyaman bahkan kesakitan.

Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal ilmiah PLOS One menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan ponsel di toilet tidak hanya berakhir duduk lebih lama di toilet tapi juga berisiko wasir atau ambeien.

"Membawa ponsel ke toilet dikaitkan dengan peningkatan risiko ambeien hingga 46 persen,” kata Dr. Trisha Pasricha, ahli gastroenterologi di Harvard Medical School, dalam wawancara dengan Deutsche Welle (DW).

Dalam studi tersebut, 125 orang dewasa yang menjalani kolonoskopi (prosedur medis pemeriksaan usus besar) ditanyai tentang kebiasaan mereka di toilet. Separuh pengguna ponsel mengaku duduk lebih lama karena asyik dengan ponsel mereka.

Mengapa duduk terlalu lama di toilet bisa jadi masalah

Saat duduk di kursi biasa, dasar panggul mendapat penopang. Namun di toilet, dudukan toilet yang terbuka tidak menopang langsung. "Ini meningkatkan tekanan pada otot dasar panggul, jaringan ikat, dan bantalan hemoroid,” jelas Pasricha.

Setiap orang sebenarnya memiliki bantalan hemoroid, bantalan pembuluh darah yang kaya aliran darah di antara rektum dan anus. Masalah munculnya ketika bantalan tersebut meradang akibat tekanan berlebih saat mengejan - kondisi yang dikenal sebagai ambeien atau wasir. Gejalanya dapat berupa gatal, rasa terbakar, hingga perdarahan.

Bagaimana mengurangi risiko ambeien

Ambeien memang membuat tidak nyaman, tapi secara umum mudah diobati dan bisa dicegah. Para ahli memberikan lima tips sederhana berikut:

Jangan duduk terlalu lama

Aturan mudah: maksimal lima menit di toilet. "Itu benar-benar limitnya,” kata dr. Pasricha. Jika belum berhasil buang air, berdirilah, bergerak sebentar, lalu coba lagi nanti. Tinggalkan ponselmu sebelum ke toilet

Jika kamu menggunakan ponsel untuk relaksasi atau pengalih perhatian, gunakan "aturan dua TikTok”. Setelah dua video, berhentilah dan tanyailah dirimu ‘Kenapa aku masih duduk di sini?'

Gunakan posisi yang benar

Posisi duduk sangat penting. Jika posisi lutut lebih tinggi dari pinggul, misalnya dengan menaruh bangku kecil di bawah kaki, rektum akan lebih lurus dan feses lebih mudah keluar. Konsumsi lebih banyak serat

Pola makan berperan penting. Mengejan terlalu kuat saat buang air adalah penyebab utama ambeien yang sangat menyakitkan. Solusi sederhana: konsumsi lebih banyak makanan berserat. "Serat dapat melunakkan feses sehingga tidak perlu mengejan,” kata Dr. Ulrich Tappe, ahli gastroenterologi (sistem pencernaan), kepada DW. Jangan malu ke dokter

Membicarakan buang air yang menyakitkan bisa jadi membuat kita jadi tidak nyaman. Namun, rasa malu malah membuat kita terlambat mencari pertolongan. "Tidak ada yang memalukan tentang tubuh kita,” tegas dr. Pasricha. "Kita bisa menyelesaikan banyak masalah kesehatan jika kita menanggapi usus kita dengan serius, dengan mulai membicarakannya.”

Ambeien masih jadi topik tabu

Ambeien adalah hal yang umum terjadi. Diperkirakan lebih dari separuh orang dewasa mengalaminya. Kondisi ini sering terjadi pada orang lanjut usia, penderita sembelit kronis, atau wanita hamil. Banyak yang terlambat berobat karena merasa malu.

"Ambeien seperti halnya sindrom iritasi usus, masih dianggap tabu. Semua orang tahu, tapi hampir tidak ada yang membicarakannya,” kata Prof. Mauro D'Amato, ahli genetika medis di LUM University, Italia, kepada DW.

Hal itu turut memengaruhi penelitiannya D'Amato. Dalam studinya di Karolinska Institutet, Swedia, ia mengidentifikasi 102 area genetik yang berkaitan dengan peningkatan risiko ambeien. Saat penelitian itu diterbitkan pada 2021, riset tentang ambeien masih sangat sedikit.

Kini, minat publik mulai meningkat juga berkat tokoh-tokoh yang membicarakannya di media sosial. "Ketika orang terkenal membicarakannya, maka banyak orang lainnya mengatakan ‘Oh, aku juga mengalaminya'. Dari situlah kesadaran terpupuk, lebih banyak orang ke dokter dan turut berpartisipasi dalam penelitian. Ini sangat membantu kemajuan ilmu pengetahuan,” kata D'Amato.

Kaum muda berisiko

Dr. Pasricha melihat semakin banyak kasus ambeian pada anak muda — kemungkinan besar karena penggunaan ponsel saat di toilet.

Di Jerman, lebih dari separuh orang dewasa membawa ponsel ke toilet. Pada kelompok usia 25–34 tahun bahkan di atas 80 persen - menurut survei terbaru YouGov untuk kantor berita dpa.

"Usia rata-rata munculnya ambeien pertama kali terus menurun menjadi lebih muda,” kata D'Amato. Menurut Pasricha, hal ini terutama sering dialami pria. Banyak pasien laki-laki mengaku menghabiskan waktu jauh lebih lama di toilet karena sibuk dengan ponsel.

Ponsel meningkatkan risiko ambeien?

Ini sebenarnya bukan hal baru. Sebelum ada ponsel, dokter sudah memperingatkan bahaya duduk lama membaca koran di toilet. Dengan beristirahat sejenak, relaks, buang air besar akan menjadi lebih mudah. "Masalahnya adalah saat terdistraksi kita lupa tujuan awal ke toilet,” jelas Pasricha.

Namun, ponsel jauh lebih distraktif dibandingkan koran. Media sosial seperti Instagram atau TikTok dirancang untuk mengalihkan perhatian kita selama mungkin, bahkan saat kita di toilet. Dalam studi tersebut, pengguna ponsel sering menghabiskan waktu lebih dari lima menit di toilet dan terjadi beberapa kali dalam seminggu. Separuh dari mereka bahkan mengaku sering lupa waktu.

Meskipun begitu, dr. Ulrich Tappe, yang tidak terlibat dalam penelitian, meragukan bahwa ponsel berperan besar dalam timbulnya ambeien yang menyakitkan. "Masalah ambeien lebih dipengaruhi oleh cara buang air dan pola makan,” jelasnya. Terutama mengejan terlalu kuat yang menekan dasar panggul. Dalam jangka panjang hal tersebut memicu ambeien yang menyakitkan.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

Diadaptasi oleh Sorta Caroline

Editor: Yuniman Farid

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement