REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief mengatakan bahwa pemilihan presiden (Pilpres) 2024 yang dibutuhkan adalah kepemimpinan nasional. Bukan sosok yang hanya berbasis kewilayahan, seperti Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Khofifah Indar Parawansa.
Hal tersebutlah yang terjadi pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika memenangkan Pilpres pada 2004 dan 2009. Presiden ke-6 Republik Indonesia itu juga masih memiliki basis kekuatan di berbagai wilayah Indonesia.
"Jangan lupa masih ada SBY masih ada jejak SBY di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Bahkan di Indonesia timur dan Sumatra ini yang harus dihitung sebagai kekuatan, walaupun Pak SBY mungkin hanya menjadi pandito saat ini, tapi jejaknya masih ada dan masih kuat," ujar Andi lewat pesan suara, Kamis (9/3).
Inilah yang menjadi latar belakang Partai Demokrat mengusulkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan. Meskipun pihaknya menyerahkan keputusan tersebut kepada Anies.
"Jadi dalam melihat survei kita melihat kedua pasangan ini dikehendaki seluruh rakyat Indonesia. Nah itulah perlunya dalam simulasi-simulasi kami menunjukan Anies-AHY yang cukup menjanjikan ketimbang Anies-Khofifah," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief lewat pesan suara, Kamis (9/3/2023).
AHY juga disebutnya juga populer di kalangan Nahdlatul Ulama (NU), sama halnya seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ditambah, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY memiliki kekuatan massa di Jawa Timur.
"Pemilih perempuan AHY juga banyak di Demokrat dan AHY banyak dipilih kaum perempuan, dan orang jangan lupa masih ada SBY. Masih ada jejak SBY di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat," ujar Andi.
Anies sendiri telah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen. Ketua DPP Partai Nasdem yang juga bagian dari tim kecil, Willy Aditya mengatakan, tim kecil juga sudah membahas calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies.
"Cawapres sudah kita bahas ada beberapa nama, tapi mungkin belum bisa kita expose dari dalam maupun dari luar. Cara berpikir kita kan yang penting best of the best jadi standing point itu lah, yang jadi patokan kita untuk memberikan persembahan kepada rakyat Indonesia," ujar Willy.